Suara.com - Tujuh pekerja migran terdampak pembatasan wilayah skala nasional di India, nekat pulang kampung dengan berjalan kaki sejauh 1.800 kilometer karena tak memiliki uang.
Sataria Hembrom dan enam pereja migran lain berangkat dari Mumbai menuju kampung halaman mereka yang terletak di distrik Chabibasa, Jharkhand.
Menyadur dari Hindustan Times, Jumat (15/5/2020), ketujuh pria ini memulai perjalanan pada 2 Mei pukul 03.00 pagi, dengan kondisi tak punya uang dan kelaparan.
Sebelum pandemi menghantam, para pria ini bekerja di sebuah kontruksi di Navi Mumbai. Begitu pemerintah India memberlakukan lockdown, mereka pun kehilangan pekerjaan.
Mereka sempat bertahan di Mumbai dengan keadaan tak memiliki sumber penghasilan. Ketika uang habis, mereka pun dihadapkan dengan pilihan menghadapi kepungan virus dan kelaparan di kota, atau pulang dengan berjalan kaki.
"Kami bertahan dengan uang yang kami tabung. Perlahan-lahan, virus mulai menyebar dan toko sembako subsidi ditutup. Lalu kami 2 pilihan, menghadapi penyakit dengan perut kosong atau pulang dengan berjalan kaki," ujar Hembrom.
Untuk mencapai kampung halaman, para pria ini harus menghadapi perjalanan yang berat, mereka berjalan setidaknya 40 km hingga 45 km setiap harinya.
Mereka tidur di pom bensin, bawah naungan pohon, hingga di pinggir jalan raya, sambil menghadapi bayang-bayang terjangan kendaraan berat dan kelaparan.
Salah seorang pekerja, Gaud mengatakan mereka memulai perjalanan setiap jam 04.00 pagi hingga siang hari.
Baca Juga: Polisi Tangkap Penjual Surat Keterangan Bebas Covid-19 Palsu di Bali
"Setelah beristirahat di bawah pohon atau pom bensin, kami berjalan lagi dari jam 3 sore hingga jam 9 malam," kata Gaud.
"Pada beberapa malam, kami menangis kesakitan, tetapi kami tidak punya pilihan lain," imbuhnya.
Terkadang, beber Gaud, mereka mendapatkan bantuan dari pekerja sosial, polisi, hingga supir truk yang kebetulan berselisih jalan. Para pria ini mendapatkan makanan, tumpangan, hingga tempat berkeluh kesah.
"Perjalanan tersulit adalah ketika di Chhattisgarh, di sana kami tidak mendapatkan bantuan kecuali makanan. Kami harus melintasi seluruh negara bagian dengan berjalan kaki. Tidak ada kendaraan yang memberi kami tumpangan di negara bagian ini," kenangnya.
Setelah melakukan perjalanan sekitar 11 hari, ketujuh pekerja migran ini akhirnya tiba di Chaibasa pukul 21.00 malam waktu setempat.
Mereka langsung dibawa oleh pemerintah setempat untuk menjalani isolasi di pusat karantina.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
Terkini
-
Dampingi Wapres Gibran ke Papua, Wamendagri Ribka Akan Segera Tindak Lanjuti Hasil Kunjungan
-
Menteri HAM Sebut Mudah Temukan 3 Mahasiswa Hilang dengan CCTV, DPR: Kalau Gampang Laksanakan Dong!
-
Update Orang Hilang Peristiwa Agustus: Satu Telah Ditemukan, Dua Belum Kembali!
-
Sebut Geng Solo Virus di Kabinet, Soenarko : Keluarkan Menteri Diduga Korupsi dan Orang Jokowi
-
Mendesak Reformasi Polri, Peluang Anak Buah Prabowo Naik Pangkat Terbuka? Ini Kata Pengamat!
-
DPRD DKI Ungkap Parkir Ilegal Bisa Rugikan PAD Rp 700 Miliar per Tahun, 50 Operator Diduga Nakal
-
Parung Panjang Memanas! Warga Adang Truk, Dishub Dituding Lakukan Pembiaran
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang