Suara.com - Polisi Myanmar telah melakukan penyitaan terhadap sebuah pabrik obat-obatan terlarang dengan status terbesar di Asia Tenggara. Ratusan kilogram obat-obat berhasil disita dengan berbagai jenis.
Menyadur BBC News, Polisi di Myanmar telah menyita obat-obatan terlarang terbesar di Asia Tenggara yang skalanya "tidak bisa digambarkan dengan grafik".
Lebih dari 200 juta tablet metamfetamin, 500 kg kristal metamfetamin dan 300 kg heroin ditemukan dalam penggerebekan di negara bagian Shan di timur laut.
Sejumlah 33 orang ditangkap dalam operasi, yang dilakukan antara Februari dan April.
Para tersangka mengatakan kepada polisi bahwa sebagian besar obat-obatan itu akan dijual di Myanmar dan di negara-negara tetangga, kata Kolonel Zaw Lin dari kantor kontra-narkotika Myanmar kepada kantor berita Reuters.
Lebih dari 3.700 liter methylfentanyl, produk yang digunakan untuk membuat fentanyl opioid yang kuat, juga ditemukan. Fentanyl 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin.
Obat tersebut bahkan telah memicu krisis opioid di AS. Rata-rata, 130 orang Amerika meninggal karena overdosis opioid setiap hari, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Perwakilan UNODC Asia Tenggara dan Pasifik Jeremy Douglas mengatakan penyitaan pabrik tersebut sekaligus menunjukkan tren baru dalam produksi opioid sintetis yang muncul "dalam skala yang tidak diantisipasi siapa pun".
Myanmar adalah penghasil opium terbesar kedua di dunia, setelah Afghanistan. Perdagangan obat terlarangnya telah berkembang karena tanah pegunungan.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan 6 Jenis Baru Virus Corona pada Kelelawar di Myanmar
Myanmar juga terletak di "Segitiga Emas", sebuah wilayah yang berdekatan dengan Cina, Laos dan Thailand, yang dikenal sebagai pemasok dan perdagangan obat-obatan multi-miliar dolar.
Antara 2018 dan 2019, total 14 laboratorium obat-obatan klandestin disita di Myanmar. Pada 2017, seorang biarawan Budha ditangkap di Myanmar dan dikaitkan dengan lebih dari empat juta pil metamfetamin yang disembunyikan di sebuah biara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata
-
Masih Tunggu Persetujuan Orang Tua, SMAN 72 Belum Bisa Belajar Tatap Muka Senin Besok