Suara.com - Vanessa Surya selaku relawan non-medis mengatakan, seharusnya masyarakat harus memiliki kesadaran diri yang lebih akan bahaya Covid-19. Mengingat dalam empat bulan terakhir ini, jumlah pasien positif tembus di atas 23 ribu.
Hal itu ia ungkapkan terkait dengan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan, menjaga jarak fisik atau physical distancing. Masyarakat seharusnya paham bahwa salah satu upaya pencegahan penularan Covid-19 ialah dengan tidak saling bersentuhan.
"Kalau bisa berpikir, kalau bisa memahami pentingnya physical distancing dan sebahaya apa, enggak malah menjaga jarak, gak melakukan anjuran pemerintah sih harusnya mereka sudah paham ya. Maret, April, Mei, Juni empat bulan sudah lebih dari cukup buat mereka belajar sebenarnya. Untuk masyarakat tahu bahwa covid itu bisa kesebar dari bersentuhan," ujar Vanesa dalan siaran langsung di YouTube BNPB, Rabu (27/5/2020).
Menurutnya, apabila tingkat kesadaran masyarakat sudah tinggi, maka tidak perlu lagi diingatkan. Apalagi, saat ini jumlah relawan yang hanya 30 ribu orang tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 257 juta jiwa lebih.
"Nah 30 ribu (relawan), 257 juta jiwa (penduduk) juga kita gak bisa selesai ngingetin masyarakat kalau masyarakat gak punya kesadaran diri," kata Vanessa.
Vanessa mengatakan kesadaran masyarakat diperlukan bukan hanya terkait protokol kesehatan, melainkan juga kepatuhan akan anjuran dan peraturan yang telah dibuat pemerintah dalan upaya menanggulangi pandemi Covid-19.
"Semua peraturan dibuat untuk menyelamatkan, meminimalisir, seperti kata dokter kita tidak bisa menghilangkan covid ini tapi kita bisa meminimalisir penyebarannya. Sudah dibuat sebagus itu sistemnya tapi kalau masyarakatnya gak punya kesadaran buat melakukannya juga ya percuma, percuma kita di relawan gak pulang berbulan-bulan," kata Vanessa menambahkan.
Berita Terkait
-
Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Pakai Obat Herbal untuk Covid-19
-
Di Italia, Kematian Covid-19 Terbanyak pada Orang Tua 80 Tahun ke Atas
-
Bangkitkan Wisata, Pemerintah Terapkan Protokol Kesehatan di Sarana Publik
-
New Normal, Seperti Ini Pengalaman Belanja di Tengah Pandemi Covid-19
-
Dokter Tirta: New Normal Itu Adaptasi, Bukan Pasrah dengan Covid-19
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Dipolisikan ARAH, Ribka Tjiptaning Berani Adu Data: Banyak Korban Kejahatan Soeharto Siap Bersaksi
-
Konsolidasi PPP: Mardiono dan Din Syamsuddin Bahas Kebangkitan Politik Islam untuk Persiapan 2029
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto, Waketum Golkar Tak Mau Ada Polemik Berkepanjangan
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
-
Politisi PDIP Dukung Pihak yang Gugat Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Bakal Ikut?
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting