Suara.com - Sebanyak 28 pemudik asal Tegal, Jawa Tengah bisa lolos kembali ke Jakarta tanpa memiliki surat izin keluar masuk (SIKM).
Hal itu terungkap setelah petugas di Kelurahan Duren Tiga, Jakarta Selatan yang kembali mendata warga yang melaksanakan mudik Lebaran. Meski lolos ke Jakarta, puluhan pemudik itu mesti menjalani karantina mandiri selama 14 hari di rumahnya masing-masing.
"Mereka isolasi mandiri selama 14 hari di masing-masing rumahnya," kata Lurah Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Muhammad Mursid seperti diwartakan Antara, kemarin.
Selama menjalani karantina, warga tersebut akan dipantau kegiatannya oleh dokter dari Puskesmas kelurahan. Setelah menjalani karantina, warga tersebut akan diperiksa kesehatannya.
Wahyu menambahkan, selama menjalani karantina, warga akan mendapat suplai makanan dari para tetangga termasuk dari ketua Rukun Tetangga (RT).
Hal ini dilakukan untuk meringankan beban mereka, karena kebanyakan mereka berprofesi sebagai pedagang yang memiliki penghasilan harian dari berdagang.
"Mereka juga bilang tidak bisa jualan, sedangkan kontrakan harus bayar. Pas saya kasih solusi makan ditanggung, mereka senang sekali," kata Wahyu.
Para pemudik yang kedapatan kembali dari kampung halaman tersebut tersebar di sejumlah RW di Kelurahan Duren Tiga, salah satunya RW 05.
Ketua RT 04/ RW 05 Kelurahan Duren Tiga, Wahyu Setiawan menyebutkan, warga yang menjalani karantina mandiri tersebut rata-rata berprofesi sebagai pedagang.
Baca Juga: Habis Dipamer Pimpinan KPK, Nurhadi dan Menantu Dijebloskan ke Rutan
Warga tersebut kembali mudik dari kampung halamannya di Tegal, Brebes dan Pemalang. Mereka masuk ke Jakarta tanpa mengantongi SIKM dan lolos di pos pemeriksaan.
"Cerita mereka bisa lolos macam-macam, ada yang mengaku punya surat kesehatan dari Puskesmas asalnya," kata Wahyu.
Selain itu beberapa warga mengaku sudah menjalani karantina di kampung halamannya serta menjalani tes cepat deteksi COVID-19.
"Mereka mengaku sudah dikarantina di kampung halaman dan ditempatkan di balai desa," kata Wahyu.
Berita Terkait
-
Meningkat! 200 Kendaraan Menuju Jakbar Tanpa SIKM Disanksi Diputar Balik
-
Khusus Corona, Bilik Isolasi di Tanah Abang Bukan untuk Karantina Pendatang
-
Masuk Jakarta Tanpa SIKM, Pendatang Mesti Bayar Biaya Tes Swab Sendiri
-
Dipaksa Putar Balik, Sehari Ada 3.095 Kendaraan Masuk Jakarta Tanpa SIKM
-
Sales LPG Disetop di Tol Cikupa Tapi Lolos Lalui Jalan Arteri Masuk Jakarta
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Bakal Jadi Partai atau Pindah ke PSI? Begini Rencana Projo
-
Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Ekonom Curiga Proyek Salah Sasaran dan Ada 'Permainan' Markup