Suara.com - Sejumlah RW di Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, hingga hari ini masih terendam air banjir rob yang terjadi beberapa waktu lalu. Banjir rob tersebut membuat sejumah warga harus mengungsi di Rumah Panti dan Masjid At-Taufiqul Mubarok.
Sebagian besar warga yang bermukim di RW 21 itu terpaksa harus akrab dengan air hitam dan beraroma tidak sedap sejak Jumat (5/6/2020) lalu.
Pengurus RW. 21, Kelurahan Pluit, Patmono, mengatakan banjir rob di wilayahnya tidak terlalu parah. Lokasi yang terdampak banjir rob terparah yakni RW 11 yang berada di pesisir laut. Total ada lima RW yang terdampak banjir rob, yakni RW. 01, RW. 11, RW. 20, RW. 21, dan RW. 22.
"Kalau banjir khusus RW 21 sih enggak begitu parah. Yang paling parah itu di pesisir lautnya masuk ke RW 11, sebagian masuk ke RW 01, terus terakhir ke RW 21. RW 11 juga sebagian ada yang kena. Total yang kena itu RW 01, 11, 20, 21, sama 22," kata dia di lokasi, Senin (8/6/2020) siang.
Patmono menjelaskan, ketinggian air di kawasan RW 21 berkisar di angka 50 sentimeter. Sementara itu, di RW 22, ketinggian air bisa mencapai satu meter.
"Yang paling parah itu RW 022 sampai 1 meter. Kalau empat RW lainnya paling 25-50 sentimeter," kata Patmono.
Jika ditotal dari keseluruhan RW yang terdampak banjir, total ada 1000 rumah yang tergenang air. Imbasnya, para warga ada mengungsi di Rumah Panti dan Masjid At-Taufiqul Mubarok
"Kalau kemarin sih sifatnya toleransi, yang begitu tidak bisa pulang baru. Jadi nggak emang harus parah, ketika ada orang yang mau ngungsi ya silakan. Statusnya kemarin sudah darurat," jelas dia.
Riswanto (35), perantau asal Makasar, Sulawesi Selatan, sudah berada di Masjid At-Taufiqul Mubarok sejak hari Jumat. Rumah kontrakannya yang berlokasi di RT. 01 RW. 21, Pluit, terendam air dengan ketinggian hampir satu meter.
Baca Juga: Kompleks Mutiara Pluit Banjir Rob, Wartawan Dilarang Meliput
"Ini ngungsi terdampak banjir rob air laut pasang dari hari Jumat. Nah pas hari Sabtu Ketinggian air hampir satu meter," kata Riswanto saat dijumpai di lokasi.
Di lokasi pengungsian, Riswanto tinggal bersama Sherly Afriani (34), istrinya. Dua anak perempuannya yang berusia 12 tahun dan 3 tahun juga diboyong ke lokasi pengungsian.
Pria yang bekerja pada sebuah proyek pembangunan di Jakarta Utara itu memilih bertahan di Masjid At-Taufiqul Mubarok lantaran air yang menggenang mengeluarkan aroma tidak sedap. Selain itu, rumah kontrakannya kini banyak nyamuk akibat air kotor yang menggenang.
"Sudah enggak tinggal di rumah lagi, airnya bau sekali, hitam, banyak nyamuk di kontrakan," jelasnya.
Riswanto mengakui, ketinggian air sempat surut pada Minggu (7/6/2020) malam. Hanya saja, sejak pagi tadi ketinggian air kembali naik.
"Ketinggian air hampir 1 meter dari malam Sabtu. Semalam sempat surut, pas subuh naik lagi," beber Riswanto.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra