Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui, pemerintah ingin agar bantuan untuk warga terdampak pandemi virus Corona Covid-19 langsung tersalurkan meski data yang dimiliki belum seutuhnya akurat.
Muhadjir menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat meminta agar bantuan bisa disalurkan tanpa melalui proses verifikasi terlebih dahulu di tingkat kabupaten atau kota. Pegangan yang dimiliki pemerintah hanya berdasarkan hasil musyawarah desa yang sepakat dengan daftar penerima bantuan.
Hal tersebut dilakukan lantaran data penerima bantuan yang terdaftar di Kementerian Sosial (Kemensos) masih disebut berantakan. Belum lagi ada penerima bantuan baru akibat terdampak Covid-19.
"Kita percaya RT/RW bahkan yang terakhir presiden minta enggak perlu ada verifikasi di tingkat kabupaten/kota. Langsung pokoknya kepala desa dengan musyawarah desa sepakat bahwa itu harus dibantu yaitu yang dibantu," kata Muhadjir dalam diskusi yang dilakukan secara virtual, Selasa (9/6/2020).
Semrawutnya data penerima bantuan membuat pemerintah harus memilih dua pilihan antara menunggu data rapi terlebih dahulu atau menunggu ada masyarakat yang mati kelaparan.
Pemerintah pun memilih untuk memberikan bantuan terlebih dahulu meskipun ada risiko besar yang mesti ditelan yakni penerima bantuan yang tidak tepat sasaran.
"Maka kalau sekarang ini ada isu data tidak akurat salah sasaran itu saya sangat maklum memang ketepatan sasaran pilihan kedua, pertama harus sampai dulu, terdeliver dulu bantuan-bantuan sosial ini," ujarnya.
Meski begitu, Muhadjir mengungkapkan bahwa hingga saat ini pemerintah sudah mulai merapikan data penerima bantuan. Dirinya menyebut pemerintah memiliki skema untuk pembenahan data-data sehingga meminimalisir penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran.
Baca Juga: Kades Kritik Kerja Pemerintah Tangani Covid, Gubernur Jateng: Dia Stres
Berita Terkait
-
Pemerintah Lebih Pilih Bantuan Covid-19 Salah Sasaran Tapi Cepat Sampai
-
Tempat Wisata DKI Dibuka Bertahap, Kepulauan Seribu Bisa Dikunjungi 13 Juni
-
Virus Corona Filipina: Total Kasus 22 Ribu, 4 Ribu Pasien Sembuh
-
Tak Terdeteksi, Banyak Pasien Corona Inggris Meninggal dan Busuk di Rumah
-
Survei: Penanganan Corona di Indonesia Belum Jangkau Kaum Disabilitas
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026
-
Maling Santuy di SMAN 5 Bandung! Wajah Terekam CCTV, Gondol Laptop Saat Siswa Belajar di Lab
-
IPO PAM Jaya, Basri Baco Ingatkan Nasib Bank DKI: Saham Bisa Anjlok, Negara Rugi
-
Pemuda di Cilincing Dibunuh karena Masalah Cewek, Pembunuhnya Sempat Kabur ke Bengkulu
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat
-
Pupuk Indonesia Sediakan 11.384 Ton Pupuk Subsidi di Sultra, Sambut Musim Tanam
-
Viral Seruan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kakorlantas Polri Ngaku Larang Anak Buah Pakai Strobo: Berisik!
-
Kolaborasi Haji Robert dan Universitas Binawan Buka Pintu Dunia untuk Anak Yatim dan Yatim Piatu