Suara.com - Banyaknya wilayah yang tidak mampu menggelar Pilkada serentak 2020 yang akan digelar 9 Desember mendatang menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sebab banyak wilayah yang menyatakan tidak punya anggaran untuk mengalokasikan pembelian APD bagi petugas penyelenggara baik dari tingkat TPS hingga daerah.
Lantaran itu, Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia meminta agar pengadaan alat pelindung diri (APD) serta peralatan pencegahan penularan Covid-19 tidak dibebankan kepada KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pilkada serentak 2020.
Sebab, ia mengatakan, pengadaan barang seperti APD, masker, sarung tangan dan hand sanitizer baik bagi petugas maupun pemilih saat pilkada, merupakan barang yang sama dan sudah dikonsolidasikan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penangaman Covid-19.
"Oleh karena itu kami sebetulnya mendorong agar pengadaan barang-barang ini juga tidak dilakukan oleh pihak penyelenggara," kata Doli dalam rapat dengar pendapat dengan pihak pemerintah dan penyelanggara pilkada, Kamis (11/6/2020).
Ia beralasan, penyelenggara sudah dibebankan untuk mempersiapkan hal teknis berkaitan dengan tahapan pilkada sampai dengan pemungutan suara.
Karena itu, untuk fokus menyiapkan pilkada, hal teknis berkaitan peralatan protokol kesehatan tidak lagi dibebankan kepada KPU dan Bawaslu.
"Karena pihak penyelengga baik KPU maupun Bawaslu sudah banyak sekali pekerjaan dalam melaksanakan teknis-teknis kepemiluannya. Jadi kalau bisa demi untuk menjaga kualitas demokrasi juga kita lebih baik tidak membebankan pengadaan-pengadaan barang itu kepada mereka," tandas Doli.
Berita Terkait
-
Temui Ketua MA, Mahfud MD Sampaikan Permintaan Khusus Soal Sengketa Pilkada
-
Tak Peduli Corona, Mahfud Minta Pilkada Tetap Digelar 9 Desember
-
Pilkada Bantul akan Dihelat Desember, Pemilih Dibatasi 500 Orang Tiap TPS
-
Bon Jovi Sebut Pilkada 2020 di Tengah Pandemi Corona Terkesan Dipaksakan
-
Pilkada Serentak 2020 Tetap Digelar, Ganjar Usul Gunakan E-Voting
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah