Suara.com - Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Nusa Tenggara Timur (NTT), Jelamu Ardu Marius bercerita tentang penanganan pandemi virus corona covid-19 di wilayahnya yang kini menjadi salah satu zona hijau yang ditetapkan gugus tugas nasional.
Jelamu mengatakan kunci penangananya adalah pencegahan sedini mungkin dengan menerapkan protokol kesehatan, Pemprov NTT memutuskan untuk membatasi perjalanan dinas PNS agar tidak keluar dari NTT sejak pemerintah pusat mengumumkan kasus pertama pada awal Maret lalu.
Kasus pertama di NTT baru terjadi pada akhir April, saat salah seorang warga NTT yang baru pulang dari Jakarta secara inisiatif melakukan pemeriksaan di rumah sakit karena temannya di Ibu Kota positif covid-19.
"Waktu itu pulang dari Jakarta terus kembali ke NTT ke Kupang dan ada tanda-tanda sesak nafas dan sebagian temannya di Jakarta yang waktu itu rapat bersama tertular virus maka dia secara aktif memeriksakan diri ke rumah sakit di Kupang," kata Jelamu dalam diskusi virtual bersama BNPB, Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Setelah itu, terjadilah transmisi lokal di NTT sehingga pemerintah langsung meningkatkan sosialisasi ke masyarakat hingga ke level RT.
"Kemudian menyebar juga transmisi lokal di kupang dan juga di Mangarai Barat, tapi semuanya sudah tertangani," ucapnya.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga langsung menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk mengedukasi warga agar disiplin mengikuti protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh.
"Sosialisasi kami pagi dan malam. Jadi setiap hari kami rilis pers secara publik melalui TV, radio, Facebook sehingga masyarakat mengikuti. Jadi edukasi kita lakukan berkali-kali," jelasnya.
Hasilnya, dalam lima hari belakangann ini NTT tidak melaporkan kasus positif covid-19 baru, dan tercatat sudah 111 kasus positif dengan angka kesembuhan 40 orang dan satu jiwa meninggal dunia.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Jakarta Kembali Zona Merah dan Bogor Zona Hitam Corona?
Berita Terkait
-
Masa Pagebluk Corona, Anak-anak dan Lansia Dilarang ke Pesta Pernikahan
-
Update Covid-19 Globa: Angka Kematian di Inggris Catat Sejarah Baru
-
Heboh Pesan Berantai Bogor Masuk Zona Hitam Covid-19, Wawali: Itu Hoaks!
-
Viral Pembeli Tendang hingga Siram Barang Paketan dari China, Publik Ribut
-
Heboh Jamur Enoki Sebabkan Listeria, Tekanan di Telinga Tanda Covid-19
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
gegara Jual Tangki untuk Bayar Utang, Agen Gas di Kebon Jeruk Tewas Mengenaskan Dihujam Tikaman
-
Gagah di Usia 80 Tahun: TNI Gelar Parade Akbar di Monas, Pamer Alutsista dan Pesta Rakyat Meriah
-
Telepon Ferry Irwandi, Ahmad Sahroni Bantah Kabur ke Luar Negeri dan Terpaksa Diam
-
Kontras Sebut Ada 4 Tuntutan Besar dalam Peringatan 1 Bulan Tewasnya Affan Kurniawan
-
Usai 21 Siswa SDN 01 Gedong Keracunan MBG, Plt Kepsek: untuk Sementara Kami Setop!
-
Ahli UGM Kritik MBG di Sidang MK: Kenapa Bukan Pendidikan Gratis untuk Seluruh Warga hingga Kuliah?
-
SPPG Dicap Biang Kerok Kasus Keracunan Massal MBG, BGN: Mereka Tak Patuhi SOP!
-
2 Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG di Jogja: Muntah-muntah Sampai Dirawat 4 Hari di RS
-
2 Cucu Korban MBG, Mahfud MD Ungkit Data Keracunan Siswa Versi Prabowo: Ini Bukan Persoalan Angka!
-
Teroris Menyusup Lewat Game Online, BNPT Ungkap 13 Anak Direkrut Jadi Simpatisan Jaringan Radikal