Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat soal Konsolidasi Data Kemiskinan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (25/6/2020). Dalam kesempatan itu, Ma'ruf memberikan arahan soal pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) termasuk meminta adanya tim pengawas.
Ma'ruf mengatakan pemutakhiran DTKS itu bisa dilakukan melalui verifikasi lapangan secara nasional. Bahkan menurutnya memperbarui data kemiskinan bisa menggunakan metodologi yang sempat dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015.
"Termasuk dilakukannya Forum Konsultasi Publik (FKP) di tingkat desa atau kelurahan," kata Ma'ruf dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/6/2020).
Ma'ruf menuturkan, verifikasi tersebut membutuhkan data awal yang berasal dari DTKS sebelumnya dan data yang sudah terkumpul dari berbagai daerah.
Guna menunjang langkah tersebut, Maruf menyebut perlu dibangun mekanisme pendaftaran mandiri untuk melengkapi pemutakhiran besar tingkat nasional sekaligus menjadi alat pemutakhiran dinamis.
Ma'ruf menegaskan, data sangat berharga bagi suatu negara sehingga memerlurkan tata kelola pengawasan yang baik. Ia sempat mendengar sebelumnya aempat ada kelompok kerja (Pokja) Data.
Ma'ruf pun ingin agar Pokja Data itu juga kembali dihadirkan. Meski tidak perlu dibentuk secara formal, namun ia ingin Pokja Data tersebut hadir untuk memastikan pengelolaan dan keakuratan DTKS sebelum sah digunakan.
"Saya mendengar dulu ada yang disebut dengan Pokja Data. Saya ingin ada semacam tim pengawas, apapun itu namanya, tidak perlu terlalu formal. Tim inilah yang bertugas memastikan kebijakan pengelolaan dan keakuratan DTKS sebelum DTKS ditanda tangani oleh Menteri Sosial. Silahkan Menko PMK dan para menteri untuk memikirkannya," kata dia.
Selain itu Maruf juga mengingatkan terkait pemutakhiran data, pendaftaran mandiri, maupun dalam penyaluran bantuan sosial itu sendiri, tidak terlepas dari teknologi informasi. Teknologi informasi disebutnya juga tidak terlepas dari ketersediaan jaringan internet.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Wapres Maruf Amin Minta Rakyat Ikhlaskan Dana Haji?
"Saya ingin menyampaikan bahwa tersedianya jaringan internet secara bertahap keseluruh pelosok tanah air perlu didukung," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional