Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim penularan virus corona Covid-19 di Jakarta sudah relatif terkendali. Namun ia mengakui masih ada satu Kelurahan yang memiliki tingkat penambahan kasus corona atau incedence rate (IR) cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan yang dipaparkan Anies, IR diurutkan mulai dari warna hijau, kuning, oranye, dan terakhir merah. Dari data yang ditampilkan Anies, kebanyakan Kelurahan diberi warna kuning.
Kemudian ada beberapa di antara Kelurahan itu yang berwarna hijau. Namun hanya ada satu Kelurahan, yakni Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat yang berwarna merah.
IR di Kenari jumlahnya berkosar 637.08-956.5 kasus per 1 juta penduduk selama 11-25 Juni 2020.
"Kecepatan laju, incidence rate, di Jakarta secara umum situasinya relatif terkendali. Terlihat hanya satu Kelurahan yang diberi tanda merah," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/7/2020).
Anies juga mengklaim wabah terkendali karena saat ini presentase positif corona di DKI hanya 7,6 persen dari total pemeriksaan PCR dengan perbandingan 14.258 tes per 1 juta penduduk. Angka tersebut melampauinya target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 1.000 tes per 1 juta penduduk.
"Jakarta dengan 11 juta penduduk, maka seharusnya 11 ribu tes per minggu. Terakhir, minggu ini 14 ribu per 1 juta penduduk," jelasnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan menyatakan akan memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Masa PSBB ini diperpanjang untuk 14 hari ke depan.
Anies mengaku mengambil keputusan ini setelah melakukan diskusi bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DKI Jakarta yang melibatkan jajaran TNI, Polri, BNPB, Pemprov DKI, dan lainnya.
Baca Juga: Perempuan Sedih Usai Hubungan Seks, Pasien Covid-19 Alami Nyeri Misterius
Dalam diskusi dengan Gugus Tugas, Anies menyatakan kesimpulan yang diambil adalah diperlukannya perpanjangan PSBB. Dengan demikian, maka pembatasan kapasitas 50 persen di berbagai tempat masih diberlakukan.
"PSBB transisi yang itu artinya semua kegiatan yang semua kegiatan berkapasitas 50 persen akan diteruskan selama 14 hari ke depan," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Berita Terkait
-
Penyembelihan Hewan Kurban Boleh Dilakukan di Luar RPH, Ini Syaratnya
-
Beri Izin Demonstrasi di Tengah Corona, Anies: Protokol Kesehatan Dipatuhi
-
Perubahan Zona Risiko Covid-19, Pemda Diminta Pantau Protokol Kesehatan
-
Kursi KA Bandara Soekarno-Hatta Dipasang Sekat Pembatas
-
Harapan Sopir Angkot di Era New Normal
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
Terkini
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Waka Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
-
Profil Marsinah, Aktivis Buruh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan oleh Presiden Prabowo
-
Peluk Hangat Anak-anak Soeharto di Istana Usai Terima Gelar Pahlawan Nasional, Titiek Tersenyum
-
Akhir Drama Penculikan Bilqis: Selamat Tanpa Luka, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Terungkap! 7 Fakta Jaringan Sadis Penculikan Bilqis, Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam
-
Akhirnya Pahlawan! Ini Sederet Fakta di Balik Gelar Nasional Soeharto
-
Babak Baru Korupsi Petral, Siapa Tersangka yang Dibidik Kejagung dan KPK?
-
Dunia Sorot Soeharto Jadi Pahlawan: 'Diktator' Disematkan Gelar Kehormatan oleh Menantunya
-
Jangan Ekstrem! Pesan Tutut Soeharto untuk Pengkritik Gelar Pahlawan Sang Ayah
-
Gelar Pahlawan Tak Hapus Dosa Orde Baru? Respons Putri Soeharto Soal Tuduhan HAM dan Korupsi Ayahnya