Suara.com - Universitas Negeri Florida (FSU) mengumumkan para karyawannya tidak akan lagi diizinkan untuk mengasuh anak selama bekerja di rumah. Keputusan ini akan mulai berjalan per 7 Agustus mendatang.
Menyadur New York Post, Jumat (3/7/2020), FSU sebelumnya memperbolehkan para karyawan bekerja di rumah sejak Maret lalu. Pun tidak mempermasalahkan karyawan yang bekerja sambil merawat anak di rumah.
"Efektif mulai 7 Agustus 2020, Universitas mengumumkan pengecualian sementara untuk kebijakan yang memungkinkan karyawan untuk merawa anak-anak selama bekerja secara jarak jauh," ujar keterangan FSU.
Terkait hal ini, asisten profesor pendidikan khusus di FSU Jenny Root, mengatakan kampus mengeluarkan peraturan yang aneh. Ia yang memiliki anak berusia 7 bulan dan 4 tahun, merasa kebingungan.
"Hal yang pertama saya pikirkan adalah, 'apa yang harus saya lakukan dengan (anak-anak saya)?" kata Root.
Bukan tanpa sebab, Root kelimpungan karena pusat penitipan anak langganannya tutup usai salah satu pengunjungnya terinfeksi virus corona. Belum lagi, sebaran virus yang melonjak di tempat lain, membuat perempuan ini was-was untuk menitipkan anak laki-lakinya di tempat lain.
"Tidak ada dari kita semua yang menikmati ini," katanya. "Ini membuatku merasa gagal dalam semua hal yang akau lakukan, (universitas), bertindak seolah-olah memberi hak istimewa untuk mengawasi anak-anak kami ketika kami bekerja, padahal itu keseharian saya," katanya.
Wakil presiden asosiasi FSU Renisha Gibbs, mengatakan pihak universitas mengambil langkah ini merespoon kampus yang mulai akan kembali beroperasi secara normal.
"Jika karyawan tidak memiliki pilihan penitipan anak atau memutuskan untuk tidak mengirimkan anak ke seolah pada musim gugur, mereka harus bekerja dengan penyelia, mencari tahu jadwal kerja yang fleksibel agar tugas kantor maupun rumah tangga dapat terselesaikan dengan baik," ujar Gibbs.
Baca Juga: Gegara Sertifikat Kematian, Jasad Lansia Corona Disimpan di Kulkas Es Krim
Keputusan ini membuat pihak kampus menghadapi kecaman di media sosial. Publik menyebut FSU seksis karena kebijakan baru itu akan lebih berdampak pada perempuan dibandingkan pria.
"Sebagai seorang ibu, sulit untuk mengetahui bahwa universitas benar-benar tidak mengerti apa yang diperlukan untuk menjadi seorang ibu," ujar Katrinell Davis, seorang profesor sosiologi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Kado Kemanusiaan dari Bundaran HI: Warga Jakarta Donasi Rp3,1 Miliar untuk Korban Bencana di Sumatra
-
Wali Kota Hasto Pasang Target Jam 2 Dini Hari Sampah Malam Tahun Baru di Kota Jogja Sudah Bersih
-
Bundaran HI Jadi Lautan Manusia, Pesta Kembang Api Tetap Hiasi Langit Penghujung Tahun Ibu Kota
-
Polisi Berkuda Polri Jaga Monas di Malam Tahun Baru, Warga Antusias hingga Antre Foto
-
Ogah Terjebak Macet, Wali Kota Jogja Pilih Naik Motor Pantau Keramaian Malam Tahun Baru
-
Malam Tahun Baru di Bundaran HI Dijaga Ketat, 10 K-9 Diterjunkan Amankan Keramaian
-
Kapolri: Warga Patuh Tanpa Kembang Api, Doa Bersama Dominasi Malam Tahun Baru
-
8 Anak Terpisah dengan Keluarga di Malioboro, Wali Kota Jogja: Bisa Ditemukan Kurang dari 15 Menit
-
Menko Polkam Pastikan Malam Tahun Baru Aman: Tak Ada Kejadian Menonjol dari Papua hingga Lampung
-
Gus Ipul Pastikan BLTS Rp900 Ribu Jangkau Warga Terdampak Bencana di Sumatra