Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian penuh akan hak pendidikan bagi warga di daerah terpencil dalam masa pandemi virus Corona (Covid-19).
Hal ini disampaikan setelah Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan rapat pleno guna membahas dan menetapkan keputusan sikap untuk berbagai isu.
Sekretaris Wantim MUI Noor Achmad menjelaskan pihaknya menginginkan pemerintah juga peduli akan nasib anak-anak yang berada di kawasan terpencil atau pedesaan. Sebab, anak-anak tersebut harus memiliki perangkat tambahan lantaran kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara online.
"Hendaknya pemerintah memberi perhatian sungguh-sungguh untuk menyelamatkan pendidikan nasional terutama di daerah terluar, terpencil, atau kawasan pedesaan," jelas Achmad saat memaparkan secara virtual, Kamis (15/7/2020).
Untuk mendukung hal tersebut, Wantim MUI juga meminta pemerintah agar bisa meningkatkan infrastruktur pendidikan yang menunjang fasilitas kegiatan belajar mengajar secara online.
"Untuk itu infrastruktur pendidikan nasional seperti telekomunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya penting segera dibangun," ujarnya.
Selain itu, Wantim MUI juga meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk tidak mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan tujuan dan prinsip pendidikan terutama yang menekankan keimanan dan ketakwaan dan akhlak mulia.
Hal tersebut berkaitan dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 183 tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Meski sempat diisukan akan menghapus dua mata pelajaran itu, namun Kemenag menyebut hanya akan merevisinya saja.
"Kurikulum pendidikan agama tetap diberikan kepada peserta didik sesuai dengan agamanya oleh pendidik sesuai agama masing-masing," pungkasnya.
Baca Juga: Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Mengaku Frustasi Urus Pendidikan Indonesia
Berita Terkait
-
Hampir 1.000 Petugas Tahanan Imigrasi AS Dinyatakan Positif Corona
-
Bukan Konspirasi, Bill Gates Ungkap Hal yang Bikin Pandemi Corona Memburuk
-
Wantim MUI Minta DPR RI Cabut RUU HIP dari Prolegnas
-
30.000 Orang Siap Jadi Sukarelawan Uji Coba Vaksin Covid-19 Buatan AS
-
Kecanduan Game saat Pandemi Covid-19, Bocah Ini Terserang Stroke
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional