Suara.com - Putus asa dalam menahan laju sebaran wabah Covid-19, negara bagian Victoria di Australia pada pekan lalu kembali memberlakukan lagi kebijakan lockdown selama enam minggu. Kebijakan ini memaksa sekitar lima juta orang warganya kembali ke dalam rumah.
Meski demikian, Victoria telah mendaftarkan 238 kasus baru virus corona dalam 24 jam terakhir. Perdana Menteri negara bagian Victoria, Daniel Andrews, menyatakan kegeramannya atas tindakan sejumlah orang yang melanggar aturan selama masa penguncian ini. Andrews memperingatkan bahwa akibat kelakuan orang-orang tersebut, masa pembatasan bisa saja diperpanjang.
“Jika orang tidak melakukan hal yang benar, kita harus berlakukan pembatasan tambahan dan berpotensi memperpanjang ... masa pembatasan ini,” kata Andrews kepada wartawan di Melbourne, Rabu (15/07).
Sebagian warga menolak tetap berada di rumah dan secara sembunyi-sembunyi mengadakan pesta dan acara perkumpulan. Akibatnya, mereka terpaksa harus membayar denda. Hanya sepekan setelah lockdown kembali diberlakukan, pihak kepolisian Melbourne mengatakan telah mengeluarkan hukuman denda terhadap lebih dari 500 kasus dengan nilai total mencapai 902,000 dolar Australia atau sekitar Rp 9 miliar.
Di antara mereka yang terkena denda yaitu dua pria yang ketahuan bermain Pokemon GO di sebuah mobil yang tengah diparkir. Ada pula sekelompok orang yang mengaku sedang "mengisi baterai ponsel" di rumah seorang teman, dan seorang pria sedang makan di salah satu restoran cepat saji KFC.
Kelompok lain bahkan didenda sebesar 26.000 dolar Australia (sekitar Rp 265 juta) karena telah menyelenggarakan pesta di sebuah rumah. Polisi mengetahui adanya pesta tersebut karena mendapat informasi tentang pemesanan makanan dalam jumlah besar di KFC.
Sekitar 1.500 kasus baru Covid-19 telah tercatat sejak diberlakukannya masa penguncian. Kantong-kantong penularan baru di perumahan publik, panti jompo dan sekolah juga bermunculan.
“Yang jadi keprihatinan tersendiri bagi kami adalah terus berlangsungnya acara pesta dan acara kumpul-kumpul,” ujar asisten komisaris polisi Rick Nugent.
Selama masa lockdown penduduk Melbourne hanya diperbolehkan meninggalkan rumah untuk bekerja, belajar, mencari perawatan medis, berolahraga, atau membeli barang-barang kebutuhan pokok.
Baca Juga: Sepekan Lockdown, Kota Melbourne Hasilkan Rp 9 Miliar dari Uang Denda
Polisi tertibkan kerumunan pengantre donat gratis Di Sydney, di negara bagian New South Wales, pada hari Senin (13/07) polisi terpaksa dipanggil untuk menegakkan aturan jarak sosial karena produsen makanan ringan populer asal Amerika Serikat yaitu Krispy Kreme menawarkan donat gratis kepada orang-orang yang berulang tahun selama masa isolasi. Promosi ini pun menarik banyak orang datang ke toko Krispy Kreme di Sydney hingga terjadi kerumunan. Penjabat asisten komisioner negara bagian New South Wales, Tony Cooke, mengecam promosi itu sebagai tindakan yang "tidak masuk akal".
Selama ini Australia digembar-gemborkan sebagai negara yang berhasil meredam laju penyebaran wabah Covid-19. Tetapi dalam minggu terakhir ini Australia mengalami peningkatan kasus baru. Negara-negara bagian terpadat di Australia pun kembali memberlakukan pembatasan pergerakan yang lebih keras jika wabah Covid-19 tidak segera dapat dikendalikan. Secara nasional, Australia kini mencatat sekitar 10.500 kasus Covid-19, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 111 kasus pada hari Rabu setelah seorang perempuan berusia 90-an meninggal karena virus ini.
Sumber: DW Indonesia
Tag
Berita Terkait
-
Sepekan Lockdown, Kota Melbourne Hasilkan Rp 9 Miliar dari Uang Denda
-
Misteri Pemilik BMW Pelat Covid-19 di Parkiran Bandara Adelaide
-
Tak Ada Lagi, Spesies Ikan "Bertangan" Langka Resmi Punah di 2020
-
Salut! di Tengah Keterbatasan Fisik, Gitar Yono Dikenal hingga Mancanegara
-
Tamu Dikarantina Malah Bersetubuh dengan Staf Hotel, Kasus Covid-19 Meroket
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Eks Pejabat Pertamina Sebut jika Terminal OTM Setop Beroperasi, Distribusi Energi Terganggu
-
Eks Pejabat Pertamina Akui Tak Punya Bukti, Intervensi Riza Chalid Ternyata Cuma Asumsi
-
Studi Ungkap Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sejak Awal Tak Layak: Pelajaran Mahal untuk Indonesia
-
Data Kelam Amnesty International: 5.538 Korban Kekerasan Aparat di Tahun Pertama Prabowo
-
Amnesty Catat Peningkatan Pelanggaran HAM di Era Prabowo-Gibran, Korban Terbanyak Jurnalis
-
Terungkap di Sidang: 'Utusan' Riza Chalid Datangi Rumah Direktur Pertamina
-
Anggaran Bansos 2025 Meningkat Drastis Jadi Rp110 Triliun, Sasar Jutaan Penerima Baru
-
Bukan Pidato Biasa, Bahlil 'Roasting' Tipis-tipis Petinggi Golkar Pakai Gaya Prabowo
-
Di Balik Layar Kementerian Haji dan Umrah, Presiden Prabowo Ungkap Alasan Sebenarnya
-
Ridwan Kamil Tutup Pintu Damai! Lisa Mariana Terancam Dipenjara?