Suara.com - Politikus islam terkemuka Malaysia, Abdul Hadi Awang mengritik keras protes yang dilakukan negara-negara barat terkait perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid.
Menurut pria yang menjabat sebagai utusan khusus Malaysia untuk Timur Tengah itu, sikap negara-negara barat menunjukkan mereka masih dibelenggu islamophobia--diskriminasi terhadap islam.
Menurut Awang, negara-negara yang memprotes perubahan status Hagia Sophia punya standar ganda dalam menilai sesuatu.
Pasalnya, saat Israel berencana merobohkan Masjid Al-Aqsa--masjid suci ketiga umat islam--negara-negara barat disebut Awang tak berani berkomentar dan bungkam.
“Negara-negara ini tetap diam ketika Israel berencana untuk menghancurkan Masjid al-Aqsa di Yerusalem," kata Abdul Hadi Awang dikutip Anadolu Agency, Minggu (19/7/2020).
"Sekarang mereka memprotes Hagia Sophia," sambung pria yang juga pemimpin Partai Islam Malaysia (PAS) itu.
Menyadur Malaysiakini, Awang mengecam sikap tak adil dari negara barat. Menurutnya, bangsa-bangsa yang memprotes masih berpegang teguh terhadap diskriminasi umat muslim.
"Mereka seharusnya bersikap tegas menyokong sekularisme yang memisahkan agama dari politik," beber Awang.
"Oleh itu, jelas bahawa mereka masih dibelenggu dengan Islamofobia yang mereka ciptakan sendiri."
Baca Juga: Polemik Hagia Sophia, Fadli Zon Sarankan Indonesia Tunjukkan Sikap Terbuka
“Mereka tetap berdiam diri terhadap Zionis yang merancang untuk merampas dan merobohkan masjid Al-Aqsa yang dahulunya menjadi kiblat pertama (arah solat) bagi umat Islam," lanjutnya.
Turki di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Endrogan telah mengubah status Hagia Sophia di Istanbul sebagai masjid pada Jumat (10/7/2020).
Keputusan itu langsung mendapat banyak kecaman dari berbagai negara, termasuk Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO).
Pasalnya, sebelum berubah status, Hagia Sophia difungsikan sebagai museum pada 1934 oleh pemimpin sekuler Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Jauh sebelum itu, Hagia Siphia memang penuh dengan sejarah yang berhubungan dengan agama Islam dan Kristen, serta bangsa Asia dan Eropa.
Dalam sejarahnya, Hagia Sophia adalah bangunan gereja yang dibangun pada 537 masehi oleh kekaisaran Bizantium.
Berita Terkait
-
Erdogan Tegaskan Urusan Hagia Sophia Tak Ada yang Bisa Ikut Campur
-
Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Ayasofya Jadi Nama Anak Populer
-
Bantu Ringankan Derita Rakyat Palestina, Indonesia Kucurkan Rp36,5 Miliar
-
Bikin Bangga, Putra Aceh Ini Diundang Erdogan Baca Al Quran di Hagia Sophia
-
Berapa Usia Hewan yang Sah untuk Kurban? Ini Syarat Sah Usia Hewan Kurban
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak