Suara.com - Waketum Partai Gerindra Bidang Buruh dan Ketenagakerjaan Arief Poyuono mengomentari survei calon presiden 2024 yang belakangan ramai diperbincangkan.
Menurut Arief, sekarang belum saatnya untuk survei capres 2024 yang memunculkan beberapa nama tokoh politik sebagai kandidat. Pernyataan itu disampaikannya melalui sebuah video yang diunggah ke Twitter, pada Sabtu (25/7/2020).
Dalam rekaman berdurasi 2.20 menit itu, Arief Poyuono terlihat menutup sebelah matanya menggunakan masker. Ia berkata bahwa survei capres 2024 masih terlalu "pagi" untuk dibicarakan.
"Ribut-ribut survei capres 2024 belum waktunya, masih 'pagi'. Sekarang itu harusnya kita itu membantu pemerintahannya Pak Jokowi," kata Arief, dikutip Suara.com, Minggu (26/7/2020).
Ia berpendapat, masyarakat semestinya mendukung upaya pemerintah untuk menanggulangi virus corona sehingga tidak menjadi bencana yang merugikan.
Selain itu, Arief juga berpesan agar orang-orang turut menyukseskan kebijakan pemerintah guna mengatasi dampak ekonomi yang ditimbulkan wabah COVID-19.
"Di mana supaya perekonomian kita itu bisa tumbuh dan ancaman resesi tidak terjadi di Indonnesia," ucap Arief dalam video itu.
Politisi Partai Gerindra ini bahkan mengatakan nama-nama tokoh politik yang masuk dalam survei Pilpres 2024 tidak akan terpilih menjadi Presiden.
"Ini kok ribut-ribut kepres, capres, apres, udah lah yang disurvei-survei itu enggak bakalan jadi presiden. Semua itu bergantung hari ini rakyat menilainya," kata Arief.
Baca Juga: Prabowo Menteri Berkinerja Terbaik Versi Survei, Gerindra Bersyukur
Ia menambahkan, "Jadi, kita sama-sama membantu kebijakan-kebijakan Pak Joko Widodo yang sudah setiap harinya sarapan 'kertas', data. Mari kita sama-sama bersatu padu. Jangan pada saling nyinyir. Jangan pada saling mengejek".
Baginya, persoalan COVID-19 bukan hanya persoalan bagaimana pemerintah bisa menanggulangi tapi semua orang harus membantunya agar cepat selesai.
"Bahaya lho bagi generasi ke depan kalau kita gagal hari ini menanggulangi COVID dan dampaknya. Salam dari saya," pungkas Arief.
Video Arief Poyuono mengomentari survei calon presiden 2024 ini telah disaksikan lebih dari 38 ribu kali hingga Minggu (26/7) siang. Warganet memberikan 200 retweet dan 355 like di sana.
Beberapa netizen justru menuding Arief Poyuono dalam keadaan mabuk gara-gara penampilannya seperti itu.
"Hbs mabok ini smalam..wkwkwkw," tuding @arif2702d*****.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Wujudkan Kampung Haji Indonesia, Danantara Akuisisi Hotel Dekat Ka'bah, Ikut Lelang Beli Lahan
-
Banyak Terjebak Praktik Ilegal, KemenPPPA: Korban Kekerasan Seksual Sulit Akses Aborsi Aman
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional