Suara.com - Perusahaan teknologi Twitter baru-baru ini menghapus sebuah cuitan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait klaim Covid-19 telah memiliki obat.
Perusahaan berlogo burung biru itu menyebut postingan dari politikus partai Republik itu telah melanggar kebijakan lantaran menyebarkan informasi palsu soal Covid-19.
Menyadur China Global Television Network (CGTN), Trump pada hari Senin me-retweet video yang awalnya diposting oleh situs berita konservatif Breitbart.
Video itu menampilkan orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai dokter yang mengatakan bahwa ada obat untuk COVID-19 tanpa mengutip bukti apa pun.
Salah satu orang dalam video juga mempromosikan hydroxychloroquine, sejenis obat anti-malaria yang sering dipuji oleh Trump bisa menyembuhkan Covid-19.
Padahl, sejauh ini belum ada obat yang terbukti manjur untuk infeksi virus Corona. Bahkan WHO telah melarang penggunaan hydroxychloroquine sebagai obat Covid-19.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS bulan lalu juga mencabut izin penggunaan daruratnya untuk hydroxychloroquine untuk mengobati COVID-19 setelah beberapa penelitian meragukan keefektifannya.
Pada pertemuan di Gedung Putih, Trump membela postingan video yang dia re-tweet. Kepada wartawan, dia berpikir apa yang dikatakan dokter tentang obat adalah hal yang penting.
"Mungkin mereka punya alasan yang bagus, mungkin juga tidak," kata Doland Trump dikutip dari CGTN, Rabu (29/7/2020).
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Warganet, Kaesang Bongkar Rahasia Keluarga Jokowi
Sehari setelah penghapusan cuitan Donald Trump, Twitter juga mengumumkan telah membatasi akun milik anak Presiden AS itu, yakni Donald Trump Jr.
Donald Trump Jr. tak bisa membuat postingan di akunya selama 12 jam, di mana Twitter juga mengharuskan dia menghapus posting ilang video perihal klaim obat Covid-19.
"Mereka menyensor akun saya. Mereka menyensor yang lain," kata Donald Trump Jr dalam sebuah wawancara dengan Fox News Channel.
"Ini tidak pernah terjadi pada seseorang yang mengatakan sesuatu yang bermanfaat bagi kaum kiri. Itu hanya menyakiti kaum konservatif," tambahnya.
Berita Terkait
-
Penampakan Tulisan Rusia Ini Bikin Auto Mikir, Warganet: Mirip Serundeng
-
Tersandung Kasus, PS Store Jadi Sorotan Warganet
-
Kaesang Sebut Koneksi Internet Istana Lambat, Warganet Main Tebak-tebakan
-
Perusahaan Besar Dunia yang Terapkan WFH Panjang Akibat Covid-19
-
Posting Informasi Menyesatkan, Akun Twitter Donald Trump Jr Ditangguhkan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa