Suara.com - Pakar Kesehatan Masyarakat, Profesor Ascobat Gani berpendapat, banyak orang-orang mencari kegiatan untuk mengatasi kebosanan selama pandemi covid-19.
Namun, dia mencatat, banyak kegiatan yang tidak masuk dalam kategori 'stay at home' tersebut berpotensi menciptkan suatu klaster.
"Saya amati dengan stay at home ini, orang mencari kegiatan-kegiatan yang mengompensasi kebosanan. Saya lihat di pemukiman, anak-anak berkumpul, bukan tinggal di rumah, nongkrong di pertigaan begitu. Itu potensial," ujar Ascobat dalam keterangan yang disiarkan akun Youtube BNPB, Jumat (7/8/2020).
Ascobat juga memberi perhatian pada komunitas-komunitas berbasis olahraga. Salah satunya adalah kelompok bersepeda yang kekinian menjamur di jalan raya --yang ternyata menciptakan klaster.
"Kedua adalah kelompok sport bersama, misalnya gowes. Kemarin ada satu kelompok banyak yang positif, jadi klaster. Kemudian dibukanya Sunday Free Car, itu juga potensial meski belum dilakukan testing," sambungnya.
Berkenaan dengan itu, Acobat berkesimpulan jika pandemi Covid-19 telah memunculkan banyak hal baru di tengah masyarakat.
Dari bentuk baru itulah, lanjut dia, yang berpotensi menciptakan klaster-klaster baru.
"Banyak hal baru yang bermunculan dari covid ini. Orang mencari bentuk-bentuk baru tempat berkumpul. Itulah yang menjadi klaster. Sebenarnya yang lama juga sudah terjadi. Pesta perkawinan, upacara adat dan itu potensial jadi klaster," papar Ascobat.
Untuk itu, dia menyarankan perlu adanya protokol kesehatan yang ketat. Hal tersebut harus ditindaklanjuti untuk menangani sejumlah klaster yang sifatnya sudah sangat spesifik -- sebut saja perkantoran.
"Sehingga jadi perhatian kita bagaimana protokol kesehatan dikembangkan untuk masing-masing klaster yang bersifat spesifik itu," pungkasnya.
Baca Juga: Ganjil Genap Berpotensi Bikin Klaster Baru, WFH Diminta Diberlakukan Lagi
Sementara itu, Ketua Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, suatu wilayah dapat dikatakan klaster bilamana terjadi konsentrasi sebuah kasus dan bekerja secara masif.
Kata dia, penyebaran kasus di klaster perkantoran bisa saja terjadi karena banyak hal.
"Sebenarnya klaster itu peningkatan jumlah kasus dalam satu kelompok tertentu dan sekarang ambil saja perhatian masyarakat pada perkantoran, sebenarnya orang yang berkantor itu asalnya dari rumah dari pemukiman," jelasnya.
Berita Terkait
-
Studi Ungkap Pengaruh Tetap di Rumah terhadap Penyebaran Covid-19
-
Tekan Penularan Covid-19 di Kantor, Jepang Minta Perusahaan Lakukan WFH
-
Work From Hotel Jadi Solusi Atasi Kebosanan Kerja dari Rumah Saat Pandemi
-
Karyawan Positif Covid-19, Kantor Pusat PLN Ditutup Sementara
-
Kantor Pusat PLN Terapkan WFH Usai 2 Pegawai Positif Corona
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Pramono Anung Pastikan Pergub Larangan Konsumsi Daging Anjing dan Kucing Terbit Bulan Depan
-
Misteri Saluran Air Sawah Besar: Proyek Gali Gorong-gorong Temukan Kuburan China Kuno Era 1960
-
Geger Ijazah Jokowi: ANRI Tak Simpan Salinan Primer, Gugatan di KIP Ungkap Fakta Baru Mengejutkan
-
Siang Ini Prabowo Terima Kunjungan Presiden Afrika Selatan Ramaphosa, Malam Hari Gelar Jamuan Makan
-
Nekat Beraksi di Siang Bolong, Begini Tampang Maling HP di Jaktim: Berpeci dan Jaket Ojol
-
Panggil Para Komisioner KPU, Komisi II DPR Bakal Pertanyakan Penggunaan Jet Pribadi Rp90 Miliar
-
PLN dan KAI Tandatangani Nota Kesepahaman Rencana Kerja, Siap Elektrifikasi Jalur Kereta Indonesia
-
KPK Beberkan Biang Kerok Penyidikan Korupsi Kuota Haji Berlarut-larut, Ternyata Ini Alasannya
-
Gurita Korupsi Pertamina: KPK Ungkap Kaitan Eks Direktur dengan Riza Chalid di Kasus Suap Katalis
-
Dana DKI Jakarta Rp14,6 Triliun Mengendap di Bank: Gubernur Pramono Ungkap Alasannya!