Suara.com - Sebuah pabrik pembuatan bir di Kanada meminta maaf usai tanpa sadar memberi nama produk yang berarti rambut kemaluan di bahasa Maori, penduduk asli Selandia Baru.
Menyadur BBC, Minggu (9/8/2020), Hell's Basement Brewery di Alberta merilis pale ale Huruhuru tanpa mengetahui nama itu merujuk pada rambut kemaluan.
Mulanya, pihak Hell's Basement mengira bahwa Huruhuru hanya berarti bulu.
Dengan memilih kata Huruhuru, perusahan berupaya membangun kesan bahwa produk bir fermentasi ini sangat ringan bagai bulu.
Hingga akhirnya, seorang tokoh Maori Te Hamura Nikora mengungkap interoretasi umum dari kata tersebut melalui unggahan facebook.
Ia mengatakan Huruhuru dalam budaya Maori biasa digunakan untuk menyebut rambut kemaluan.
Mengetahu fakta ini, pabrik bir ini meminta maaf ke dan menyebut produk Hurhuru akan berganti nama.
"Kami mengakui bahwa kami tidak menganggap penggunaan umum istilah huruhuru sebagai istilah untuk rambut kemaluan, dan konsuktasi dengan perwakilan Maori akan menjadi referensi yang lebih baik dari pada kamus online," ujar Mike Patriquin dari Hell's Basement Brewery.
"Kami ingin memperjelas secara khusus bahwa bukan niat kami untuk melanggar atau menyinggung budaya atau orang Maori, kepada yang merasa tidak dihargai, kami meminta maaf," sambungnya.
Baca Juga: China Hukum Mati Warga Kanada dengan Tuduhan Produksi Obat Terlarang
Sebelumnya, Nikora juga mengkritik sebuah toko kulit di Selandia Baru yang juga menggunakan nama Huruhuru. Ia mengatakan telah menghubungi toko dan tempat pembuatan bir atas penggunaan kata tersebut.
"Beberapa orang menyebutnya apresiasi, saya menyebutnya apropriasi," kata Nikora.
"Itu penyakit yang mereka miliki. Hentikan. Gunakan bahasa anda sendiri," sambungnya.
Juru bicara toko kulit di Selandia Baru mengatakan mereka tidak bermaksud menyinggung dengan nama itu.
Adapun mereka menggunakan Huruhuru untuk merujuk ke wol atau bulu.
Suku Maori merupakan penduduk yang telah mendiami Selandia Baru sejak sekitar seribu tahun yang lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun