Suara.com - Sebuah penelitian menunjukkan setidaknya 800 orang meninggal di seluruh dunia akibat percaya informasi salah terkait virus corona dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Menyadur BBC, Kamis (13/8/2020), penelitian yang diterbitakan dalam Amerikan Journal of Tropical Medicine and Hygiene ini juga menyebut sekitar 5.800 orang dirawat di rumah sakit karena misinformasi di media sosial.
Banyak yang meninggal dunia akibat mengonsumsi metanol atau produk pembersih berbahan alkohol. Mereka secara keliru percaya bahwa produk tersebut merupakan obat untuk virus corona.
Selain itu, tak sedikit orang-orang yang disebutkan telah mengikuti saran yang menyerupai informasi medis yang kredibel seperti makan bawang putih atau vitamin dalam jumlah besar, hingga menenggak air seni sapi, sebagai upaya untuk mencegah infeksi.
Peneliti menyebut tindakan-tindakan tersebut memiliki "implikasi yang berpotensi serius" pada kesehatan pengonsumsi.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sudah menjadi tanggung jawab lembaga internasional, pemerintah, dan platform media sosial untuk melawan infodemik ini, tetapi perusaan teknologi telah dikritik karena respon mereka yang lambat dan tidak merata.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan infodemik seputar Covid-19 menyebar secepat virus itu sendiri, dengan teori konpirasi, rumor, dan stigma budaya yang semuanya berkontribusi pada kematian dan cedera.
Investigasi yang dilancarkan BBC menemukan keterkaitan antara penyerangan, pembakaran, dan kematian dengan beredarnya informasi yang salah terkait virus corona.
Rumor menyebabkan serangan massa di India dan keracunan massal di Iran. Ahli telekomunikasi telah diancam dan diserang, sementara tiang telepon telah dibakar di Inggris dan negara lain karena teori konspirasi yaang telah diinkubasi dan diperkuat secara online.
Baca Juga: Daftar Negara yang Alami Resesi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
Ancaman konspirasi terhadap vaksin Covid-19
Saat vaksin bermunculan. ada ancaman lebih lanjut dari mereka yang melabeli dirinya sebagai anti-vaksin, akan menggunakan media sosial untuk membujuk orang agar tidak melindungi diri sendiri.
Meskipun perusahaan media sosial telah menghapus atau memberi label informasi yang menyesatkan tentang vaksin, jajak pendapat di Amerika Serikat baru-baru ini menujukkan 28% warga AS percaya bahwa Bill Gats ingin menggunakan vaksin untuk menanam microchip pada manusia.
Pencapaian vaksin virus corona yang efektif dapat sepenuhnya dirusak oleh informasi yang salah, ujar dokter kepada tim anti-disinformasi BBC.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti