Suara.com - Tujuh puluh lima tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II, satu juta jenazah orang Jepang yang menjadi korban pertempuran masih hilang, menurut laporan AP News, Kamis (13/8/2020).
Satu juta jenazah yang hilang itu tersebar di seluruh Asia, di mana warisan agresi militer Jepang masih jadi penghamabat upaya pencarian.
Warga Jepang yang hilang akibat perang diperkirakan berjumlah setengah dari 2,4 juta tentara yang tewas di luar negeri selama agresi militer Negeri Sakura di awal abat ke-20.
Mereka juga berada di pulau-pulau terpencil di Pasifik Selatan, di utara China dan Mongolia. Para korban juga tersebar di Rusia.
Seiring peringatan berakhirnya Perang Pasifik pada Sabtu (8/8/2020), hanya ada sedikit harapan bahwa jenazah korban perang ini bisa pulang ke keluarganya.
Diprediksi, hanya sekitar 500 ribu jenazah yang bisa dibawa kembali ke Jepang, menurut Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang.
Sisanya, hilang di laut atau terkubur di daerah yang tidak dapat dijangkau karena pertempuran atau alasan keamanan atau politik.
Lembaga yang bertanggung jawab atas tindakan dukungan untuk keluarga yang berduka itu menyebut tak mudah untuk menemkan jenazah korban perang setelah 75 tahun berlalu.
Mencari, mengidentifikasi, dan menemukan tempat untuk menyimpan sisa-sisa berusia puluhan tahun menjadi rumit karena ingatan memudar, artefak dan dokumen hilang, serta keluarga dan kerabat menua.
Baca Juga: Insentif Tukang Gali Makam Belum Cair, Pemprov DKI: Uangnya Belum Ada
Pada tahun 2016, parlemen Jepang mengeluarkan undang-undang yang meluncurkan inisiatif pencarian jenazah delapan tahun ke depan hingga 2024.
Undang-undang tersebut mempromosikan lebih banyak pencocokan DNA dan kerja sama dengan Departemen Pertahanan AS jika jenazah ditemukan di fasilitas militer AS di pulau-pulau di Pasifik selatan yang merupakan bekas medan pertempuran.
Proses pencocokan DNA baru diterapkan pemerintah Jepang pada 2003. Pada bulan Juli, Jepang mendirikan pusat informasi jenazah yang komprehensif di kementerian yang akan menyediakan tes DNA.
Jepang mengirim misi pengumpulan jenazah luar negeri pertamanya pada tahun 1952 setelah pendudukan AS selama tujuh tahun berakhir.
Upaya tersebut tidak disukai di banyak negara Asia yang menderita di bawah agresi Jepang pada masa perang.
Setelah mengumpulkan sisa-sisa sekitar 10.000 korban perang, kementerian kesejahteraan pada tahun 1962 mencoba untuk mengakhiri proyek tersebut.
Tag
Berita Terkait
-
Tomohisa Yamashita Dikabarkan Tidur dengan Anak di Bawah Umur
-
Pangeran Philip Terlibat dalam Perayaan 75 Tahun Perang Dunia II Berakhir
-
Gara-gara Corona, Kondisi Ekonomi Global Terburuk Sejak Perang Dunia II
-
Kapal Perang Dunia II AS Ditemukan di Dasar Laut Pasifik
-
Wow, 'Harta Karun' Perang Dunia II Masih Terpendam di Pabrikan Tesla
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil