Suara.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendirikan partai baru yang diberi nama 'Pejuang' setelah ia keluar dari partai sebelumnya, Partai Bersatu.
Menyadur Channel News Asia pada Kamis (13/08/2020), partai yang belum terdaftar di The Registrar of Societies (ROS) ini fokus memerangi korupsi dan membela hak-hak orang Melayu dan bumiputra.
Sebelumnya, Pengadilan Tinggi menolak gugatan yang diajukan terhadap Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) karena mencabut keanggotaannya.
Pada bulan Mei, keanggotaan Bersatu untuk lima anggota parlemen federal, termasuk Mahathir, dihentikan setelah tindakan melawan konstitusi partai.
Mereka duduk dengan blok oposisi selama sidang parlemen pada 18 Mei, bukan dengan koalisi Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin.
Mahathir mengumumkan membentuk partai Jumat lalu bersama empat anggota parlemen federal lain termasuk putranya Mukhriz Mahathir, Maszlee Malik, Amiruddin Hamzah dan Shahruddin Salleh.
Mantan sekretaris jenderal Bersatu Marzuki Yahya juga hadir dalam kesempatan tersebut.
Sejak itu, anggota di daerah-daerah seperti Langkawi dan Kubang Pasu dikatakan mundur dari partai untuk bergabung dengan partai Mahathir.
Ketika mengumumkan bahwa dia akan membentuk partai baru minggu lalu, Mahathir tampak tidak sepenuhnya yakin bahwa ROS akan menerima pendaftarannya.
Baca Juga: Muhyiddin Yassin Jadi Perdana Menteri Malaysia Pengganti Mahathir
"Kami berharap ada masalah dengan pendaftaran. Kami berharap pemerintah cukup berani untuk mendaftarkan (kami). Mereka sangat takut pada kami sehingga satu-satunya cara mereka dapat melawan kami adalah dengan mencoba dan membeli kami semua," ujarnya.
Namun, para analis mengatakan Mahathir tidak memiliki masalah dalam mendaftarkan Pejuang sebagai pihak di ROS. Pertanyaannya adalah berapa lama ini akan berlangsung.
Mahathir Mohamad mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin (24/2), meninggalkan negara Asia Tenggara itu dalam kekacauan politik.
Raja Malaysia menerima surat pengunduran diri Mahathir Mohammad setelah bertemu dengannya," ujar Kepala Sekretaris Mohd Zuki Ali dalam sebuah pernyataan.
Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, menyetujui permohonan pengunduran diri Perdana Menteri Mahathir Mohammad, Senin (24/2/2020).
Namun, sang raja meminta Mahathir tetap menjadi perdana menteri sementara, hingga pemerintahan yang baru dapat dibentuk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri