Suara.com - Rektor Universitas Lampung (Unila) Profesor Karomani menyampaikan kritik menohok ke Pemkab Pandeglang karena dinilai saat ini kondisinya masih terpuruk. Untuk itu, Pandeglang harus dipimpin oleh orang yang memiliki tauladan dan inovasi agar bisa memecahkan persoalan di berbagai bidang.
Profesor Karomani lahir di Kecamatan Menes, Pandeglang. Setelah dewasa menempuh pendidikan di luar Pandeglang serta mengejar karir. Ia menyelesaikan pendidikan dan hingga menengah di Pandeglang.
Lalu S1 Jurusan bahasa dan sastra Indonesia ia selesaikan di IKIP Bandung pada 1987, S2 Ilmu Sosial, S3 Ilmu Komunikasi diraih di Universitas Padjadjaran Bandung.
Profesor Karomani hampir 40 tahun meninggalkan Pandeglang, sayang ia gelisah saat pulang ke kampung halamannya, sebab daerah yang di pimpin Irna Narulita Tanto Warsono Arban masih belum maju dari berbagai bidang.
Sebab persoalan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur jalan di kabupaten yang berada di Banten Selatan ini masih belum mengalami kemajuan yang signifikan. Jika tidak ada gebrakan dari seorang kepala daerah, maka diyakininya Pandeglang akan lama lagi mengalami keterpurukan.
"Saya 40 tahun meninggal Pandeglang mungkin ada kemajuan, tetapi tidak terlalu signifikan jika di bandingkan daerah-daerah lain yang saya kunjungi. Dari sisi pendidikan, kesehatan dan infrastruktur jalan Pandeglang masih jauh," kata Karomani di Kecamatan Karang Tanjung, Jumat (14/8/2020).
Selama 40 tahun pula pria yang akrab disapa Aom terus memantau perkembangan Pandeglang dan terus berkomunikasi dengan tokoh-tokoh Banten. Sebab kata dia, putra daerah memiliki kepedulian yang sangat tinggi. Aom menginginkan betul di Pandeglang ada gerakan sipil yang dapat membangkitkan masyarakat dari keterpurukan.
"Kami berbincang-bincang (tokoh-tokoh Banten) soal Pandeglang ke depan tentukan berharap betul ada gerakan yang betul-betul bisa membangkitkan keterpurukan masyarakat. Dimulai dari hal yang kecil, misalnya ada gerakan misalnya ada gerakan LSM yang bisa mengadvokasi pemberdayaan ekonomi mikro di sebuah desa sepanjang itu konkret," ungkapnya.
Ia heran jika bupati Pandeglang kerap mengeluhkan minimnya fiskal daerah untuk membangun daerah. Padahal menurutnya, hal itu tantangan seorang pemimpin untuk membangun daerahnya. Maka dibutuhkan inovasi yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Baca Juga: Modus Bakal Dinikahi, Remaja di Pandeglang Cabuli Gadis di Bawah Umur
"Kalau kita sudah baik-baik saja ngapain ada pemimpin. Justru ada pemimpin di situasi seperti itu harus penuh dengan inovasi,"ujarnya.
Kepala Daerah Harus Solutif
Menurutnya, jika banyak mengeluh bukan lah seorang pemimpin yang bisa harapkan, tetapi justru pemimpin harus merasa tertantang dan menciptakan inovasi dan kolaborasi dengan pihak lain untuk mencegahkan kebuntuan dan permasalahan.
"Jangan pilih pemimpin yang ngeluh begitu, pemimpin harus solutif. Pemimpin bukan tempatnya mengeluh tapi mengecahkan persoalan untuk kepentingan umat," tegasnya.
Aom ingin tahu kerjasama yang dimiliki Pemkab Pandeglang dengan pihak lain di bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Padahal saat ini masuk pada jaman kolaborasi. Padahal kolaborasi menjadi ukuran di sebuah daerah dan lembaga.
"Saya tanya berapa kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan pihak lain yang bisa memicu trigger di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur jalan. Saya khawatir kerjasama di sini miskin, tidak saling sinergi,"bebernya.
Berita Terkait
-
Gaya Rambut Kepsek di Pandeglang yang Karaoke di Jam Pelajaran Disorot, Kok Boleh Gondrong?
-
Tolak Kerja Sama TPA Bangkonol, Warga Buang Sampah di Kantor Bupati Pandeglang
-
Ruang Kelas Disekat, Atap Bocor: Begini Kondisi Memilukan SDN Karaton 5 Pandeglang
-
Atap Bocor dan Kelas Disekat: Potret Pendidikan Memilukan di SDN Karaton 5 Pandeglang
-
Potret Pilu SDN Karaton 5 Pandeglang, Bangunan Rusak Hingga Nyaris Tanpa Murid Baru
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra