Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara soal kritik yang cokal diutarakan Amien Rais kepada Presiden Joko Widodo.
Kritik yang berturut-turut dilontarkan oleh Amien Rais itu membuat Ngabalin bertanya-tanya perihal kemungkinan urusan yang belum diselesaikan di antara politisi senior itu dengan Presiden Jokowi.
"Kalau saya itu jujur ya, saya mesti mau tanya dulu nanti, apa yang belum selesai dari Amien Rais dengan Jokowi?" tanya Ngabalin seperti yang dilansir Suara.com dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam TV One, Minggu (16/8/2020).
"Urusan apa atau ada urusan apa yang hendak disampaikan atau ada urusan apa yang belum selesai," sambung Ngabalin.
Ia juga menganggap bahwa ragam diksi yang dipakai Amien Rais selama mengkritik Presiden Jokowi lebih cenderung bermakna membenci ketimbang mencerahkan masyarakat.
"Kenapa tingkat kebencian Amien Rais kepada Jokowi itu begitu tinggi, karena semua diksi yang dipakai itu adalah diksi yang tidak mencerahkan publik Tanah Air," kata Ngabalin.
Politisi 51 tahun itu menambahkan bahwa aksi Amien itu justru tidak memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia.
"Ingat baik-baik, saya mau bilang bahwa apa istilah politik 'belah bambu' itu narasi apa dari seorang profesor? Pilihan kata atau kalimat apa itu?" tanya Ngabalin lagi menyentil istilah yang diucapkan Amien Rais.
Ngabalin lantas menyarankan agar Amien Rais menggelar pertemuan langsung dengan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Habis Ribut sama Anak Amien di Pesawat, Pimpinan KPK Ngadu ke Pospol
"Itu Jokowi orang Solo, Bapak orang Solo, apa yang sulit dari pertemuan Bapak berdua? Kenapa tidak bisa kalau ada masukan-masukan yang terbaik untuk pemerintah, untuk Pak Jokowi. Di mana susahnya sebagai tokoh Amien Rais tidak bisa lakukan itu," ujar Ngabalin.
Amien Rais menyuarakan keresahannya dengan mengkritik rezim pemerintahan Joko Widodo melalui rangkaian video yang ia unggah lewat kanal YouTube Amien Rais Official.
Ia menganggap bahwa Presiden Jokowi telah terjebak pada sebuah mentalitas yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin negara.
"Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas "koncoisme"," tegas Amien.
Politisi 76 tahun itu juga turut mengkritik orang-orang di Istana, termasuk buzzer, yang dianggapnya selalu pasang badan melindungi Presiden Jokowi dari hujaman kritik.
"Para buzzers bayaran dan para jubir Istana di berbagai diskusi atau acara di banyak stasiun televisi semakin menambah kecurigaan banyak kalangan terhadap politik Jokowi yang beresensi politik belah bambu. Menginjak sebagian dan mengangkat sebagian yang lain," tukas Amien.
Berita Terkait
-
Buntut Kasus Teleponan di Pesawat, Mumtaz Rais Diingatkan Jangan Sok Jagoan
-
Ribut di Pesawat dengan Nawawi KPK, Mumtaz Rais Bantah Dibilang Marah-Marah
-
Anak Amien Rais Ribut dengan Pimpinan KPK, PAN: Tak Perlu Diperpanjang
-
Mumtaz Rais Ngeyel Main HP di Pesawat, Ribut dengan Wakil Ketua KPK
-
Minta Jokowi Reshuffle Separuh Kabinet, Amien Rais Singgung Menteri Nadiem
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik