Suara.com - Tak jauh dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat, tempat pembacaan naskah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2020 lalu, hiduplah sebuah keluarga yang masih kekurangan secara finansial.
Di keluarga itulah, tinggal Syahrul dan sepupunya, Faisal. Akibat keluarga kekurangan finansial, mereka kesusahan untuk mengikuti sekolah yang kini menerapkan sistem pembelajaran secara daring.
Ketiadaan telepon seluler -- salah satu syarat untuk bisa ikut belajar jarak jauh selama masa pandemi -- membuat murid-murid itu tidak bisa mengikuti pembelajaran secara maksimal.
Kondisi memprihatinkan yang dialami dua murid sekolah tersebut diceritakan oleh anggota DPRD Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia Eneng Malianasari setelah kunjungan ke lokasi tersebut.
"Hari kemarin, Indonesia memperingati 75 tahun kemerdekaan. Namun, tidak jauh dari lokasi dibacakannya naskah Proklamasi, ada Syahrul dan Faisal yang belum merdeka dari metode pelajaran jarak jauh," kata Eneng sebagaimana dikutip Suara.com dari timeline Twitternya.
Menurut cerita Eneng, tahun ini, Syahrul berusia 11 tahun. Dia duduk di kelas empat sekolah dasar.
Ibunya buka usaha kecil-kecilan dengan jualan makanan cemilan di depan rumah, sedang bapaknya kuli bangunan yang tidak bekerja maksimal setelah pandemi Covid-19.
Syahrul merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Dia tinggal di rumah nenek dengan 18 orang saudara lainnya.
Nenek Syahrul usianya 74 tahun. Dia juga mengeluhkan tentang program lansia yang tidak kunjung ia terima.
Baca Juga: Bantu Siswa Sekolah Daring, Pemkab Sleman Luncurkan Kanal Sembada Belajar
"Sudah empat tahun mendaftar, belum ada kabar juga," kata nenek.
Baru-baru ini, Eneng dan timnya mengantarkan paket ponsel pintar kepada Syahrul dan Faisal yang tinggal dalam satu rumah, menempati bangunan 3 x 2 meter.
"Dan hari ini, Syahrul dan Faisal, sudah bisa mengikuti PJJ bersama," kata Eneng.
Eneng meyakini kondisi yang dialami Syahrul dan Faisal hanyalah puncak dari gunung es di negeri ini. "Tentunya, masih ada banyak diluar sana Syahrul, dan Faisal lainnya," kata dia.
Itu sebabnya, Eneng mendukung rencana Kementerian Keuangan untuk segera merealisasikan program subsidi ponsel untuk siswa.
Aksi turun tangan yang dilakukan oleh Eneng mendapatkan dukungan dari netizen. Seperti halnya dikatakan salah satu netizen dalam kolom komentar Twitter Eneng bahwa peran masyarakat sangat penting untuk sosialisasi atau penyisiran kepada masyarakat yang kurang mendapat perhatian atau belum pernah mendapat pendidikan tentang hak-haknya, terutama yang secara ekonomi tergolong miskin. Itu sebabnya, peran kalangan yang paham tentang hukum bisa mencontoh apa yang telah dilakukan anggota dewan, seperti Eneng.
Berita Terkait
-
Antara Sumpah 'Rela Mati' Prabowo dan Kepungan Sengkuni Modern
-
Saat Orasi Membakar Semangat, PKL Raup Cuan di Tengah Demo Buruh Tolak Kenaikan UMP 2026
-
Sama-sama 'Somali' Beda Nasib: Di Mana Letak Somaliland dan Apa Bedanya dengan Somalia?
-
Riset: Banyak Peminjam Pindar Menderita Gunakan Skema Pembayaran Tadpole
-
Pembentukan Paguyuban Mitra Jadi Kunci Perbaikan Hubungan OjolAplikator
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir
-
Diteken Sebelum Lengser, Pimpinan KPK Era Nawawi Pomolango yang Beri SP3 Kasus Izin Nikel di Sultra
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi
-
Tak Ada di LHKPN, Publik Pertanyakan Helikopter Pribadi Prabowo yang Disebut Teddy Dikirim ke Aceh
-
Kabar Gembira! Pramono Anung Gratiskan Moda Transportasi Jakarta di Malam Tahun Baru 2026