Suara.com - Seorang ayah di Inggris dijatuhi hukuman 26 bulan penjara setelah terbukti bersalah atas perilaku sadis ke dua anaknya, termasuk mencambuk hingga menuang cuka ke bagian tubuh anak yang terluka.
Menyadur News.com.au, Shane O'Brien menerapkan hukuman kelewat sadis untuk anak perempuan dan laki-lakinya tanpa alasan selama dua tahun.
Dalam rentang Juli 2014 hingga Desember 2016 silam, pria berusia 54 tahun ini melakukan serentetan tindakan brutal, menyakiti dua anaknya.
Kepada pengadilan, putra dan putri Shane mengaku diperlakukan lebih buruk dari binatang.
Jaksa penuntut umum yang menangani kasus ini, Alexander Bull, menggambarkan apa yang dilakukan Shane sebagai pelecehan fisik, hukuman sadis, pelecehan emosional dan abai terhadap anak-anaknya.
Pengadilan Oxford Crown menyatakan Shane dan pasangannya, Denise O'Brien bersalah atas kasus ini. Pada Rabu (19/8), si ayah dijatuhi hukuman kurungan selama 26 bulan.
Sedangkan Denise yang dianggap menutup mata atas apa yang dilakukan suaminya, tidak dijatuhi hukuman penjara.
Berdasarkan persidangan, pria ini melakukan tindak kekerasan yang ia anggap sebagai hukuman, dengan memukul, mencukur rambut, hingga dilarang memakai toilet.
Suatu kali, keduanya pernah dipaksa mengangkat plakat bertuliskan pembohong, dan dipukuli serta dicambuk dengan ikat pinggang.
Baca Juga: Beradegan Seks dengan Binatang, Wanita dan Perekam Ditangkap
Si anak perempuan pernah diminta untuk menulis "Saya pembohong, saya pencuri" sebanyak 1000 kali, sebelum diberi hukuman cambuk oleh Shane.
Sementara anak laki-laki pernah dibenturkan kepalanya ke tembok berulang kali karena mengunduh sebuah game online di ponsel.
Ia juga mengaku sempat dihukum tidak boleh makan dan menggunakan toilet. Saat ingin buang air kecil, anak laki-laki ini dipaksa menggunakan botol yang ada di kamarnya.
Shane disebutkan melarang anak-anaknya berteman, dengan menghapus semua nomor-nomor di ponsel mereka.
Sempat mengelak atas semua tuduhan dan menyebut anaknya manipulatif dan pembohong, Shane dan pasangannya mengakui adanya tindak kekerasan yang dituduhkan.
Hakim yang menangani kasus Shane, Nigel Daly, menyebut anak-anak ini menjadi korban tindakan buruk yang tak beralasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
Terkini
-
KPK Bentuk Kedeputian Intelijen, Jadi Mata dan Telinga Baru Tangkap Koruptor
-
Minta Pemerintah Pikirkan Nasib Bisnis Thrifting, Adian: Rakyat Butuh Makan, Jangan Ditindak Dulu
-
Peneliti IPB Ungkap Kondisi Perairan Pulau Obi
-
Ngaku Dikeroyok Duluan, Penusuk 2 Pemuda di Condet: Saya Menyesal, Cuma Melawan Bela Diri
-
Kepala BGN: Minyak Jelantah Bekas MBG Diekspor Jadi Avtur Singapore Airlines, Harganya Dobel
-
Tegas Tolak Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo Cs Lebih Pilih Dipenjara?
-
PKS Minta Raperda Perubahan Wilayah Jakarta Ditunda: KTP hingga Sertifikat Diubah Semua, Bikin Kacau
-
Dukung Langkah Prabowo Setop Tradisi Kerahkan Siswa saat Penyambutan, KPAI Ungkap Potensi Bahayanya
-
KPK Sita Rumah hingga Mobil dan Motor yang Diduga Hasil dari Korupsi Kuota Haji
-
Usai KUHAP Rampung Dibahas, Kapan DPR Mulai Bahas RUU Perampasan Aset? Ini Kata Ketua Komisi III