Suara.com - Fahri Hamzah, politisi yang baru-baru ini mendapat anugerah Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Joko Widodo, kembali membuat pernyataan satire di media sosial.
"Dosa terbesar para buzzer adalah membuat sebagian rakyat berantem sama presiden. Tapi dosa terbesar presiden adalah membuat rakyat berantem sesama rakyat. Presiden negara mana maksudnya ini?" kata pimpinan Partai Gelora melalui akun Twitter @Fahrihamzah.
Tetapi dalam tweet berikutnya, Fahri mengatakan tidak setuju kalau fenomena buzzer dianggap gangguan, apalagi di negara penganut sistem demokrasi.
"Demokrasi itu memang sistem bising, penuh laron karena bottom line-nya adalah freedom. Orang-orang mengejar cahaya yang kini tersebar pada banyak lampu penerang jalan. Jadi saya lebih memilih menyalahkan respon pemerintah," kata dia.
Pernyataan satire mantan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu pun ditafsirkan dari beragam perspektif oleh netizen yang memberikan komentar.
Seorang netizen berkata dengan mengutip pernyataan kritis pakar hukum Refly Harun dan mengaitkan dengan isu politik yang sekarang sedang panas: "Kata Refly Harun : jika diangkat presiden, maka presiden bukan lagi milik golongan. Dia harus membuat kebijakan buat kesejahteraan rakyat. Bukan mengangkat sebagian rakyat untuk melawan rakyat yang lain dengan dibiayai negara. Konyol !!!!"
Tweet Fahri Hamzah turut mengamplifikasi kepentingan sebagian pengguna akun Twitter.
Tetapi salah satu netizen yakin di Indonesia tidak ada presiden yang berlaku demikian, seperti yang disebutkan Fahri Hamzah dalam tweet.
"Yang jelas bukan negara Indonesia pak, karena presiden kita gak mungkin melakukan hal kayak gitu," kata dia.
Baca Juga: Jubir Presiden: Influencer Aktor Penting Demokrasi di Era Digital
Fahri Hamzah pun tak lepas dari sorotan netizen. Sebagian warganet membullynya dengan kalimat-kalimat satire.
Namun, Fahri Hamzah juga dikagumi oleh sebagian netizen. "Abangku yang terhormat, tetap mengapresiasi hal bagus yang dilakukan oleh pemerintah ya dan juga tetap mengkritisi kebijakan pemerintah yang belum betul. Salam hangat dari pengagummu."
Berita Terkait
-
Tak Menyesal Dukung Prabowo-Gibran, Tretan Muslim Blak-blakan Soal Jadi Buzzer
-
Pandji Pragiwaksono Pernah Dicap Jahat Gegara Pilihan Politik, Kini Bela Komika yang Jadi Buzzer
-
Erros Djarot Bongkar Borok Politik Jokowi: Nepotisme dan Buzzer Rusak Demokrasi Indonesia?
-
Hanung Bramantyo Sindir Buzzer di Hari Ulang Tahun Zaskia Adya Mecca: Rata-rata Berhijab
-
Gandhi Fernando Murka Dituding Buzzer, Seret Nama Jerome Polin yang Diduga Cuci Tangan
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional