Suara.com - Pemerintah kerap percaya diri menyatakan bahwa angka kesembuhan kasus Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata level global.
Namun, hal tersebut dianggap Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman bukan menjadi indikator untuk menentukan keberhasilan dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Angka kepulihan atau angka recovery ini pertama, saya tegaskan bukanlah indikator dalam keberhasilan dalam pengendalian pandemi Covid-29. Ini pun tidak ada dalam indikator Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (4/9/2020).
Dasar pernyataan Dicky tersebut ialah sebab mayoritas 80 hingga 85 persen dari kasus Covid-19 tidak merasakan gejala sehingga akan sembuh dengan sendirinya.
Kemudian, bagi yang pulih dengan gejala pun belum bisa dipastikan akan sembuh sempurna. Pasalnya menurut data riset terakhir diterangkan kalau selain lebih 50 persen orang tidak bergejala mengalami gangguan paru dan lebih 80 persen juga akan mengalami kerusakan menetap di jantung.
"Nah ini artinya sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Artinya lagi, prinsip pencegahan yang diutamakan," ujarnya.
Sehingga menurutnya pemerintah bukan fokus terhadap angka kesembuhan, tetapi kepada pencegahan agar tidak ada penularan virus di tengah masyarakat.
"Maka tidak jadi dasar bahwa orang pulih dijadikan satu capaian karena orang yang pulih ini dia juga bukan pulih 100 persen. Ada sekian persen yang mengalami gangguan diorgannya dan ini yang harus dicegah," pungkasnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Sadar Tes COVID-19 di Jabar Tak Mampu Lebih Baik dari Jakarta
Tag
Berita Terkait
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
ICW 'Sentil' Kejagung Pamer Gunungan Uang: Pencitraan, Korupsi Rp 300 T Menguap
-
Kardinal Suharyo Serukan Tobat Ekologis: Dari Pejabat Korup hingga Sampah Makanan
-
Jokowi Buka Pintu Maaf Soal Tudingan Ijazah Palsu: Urusan Hukum, Ya Hukum
-
Seskab Teddy dan Mensos Bahas BLT hingga Bantuan Korban Banjir Sumatra, Ini Rinciannya
-
KPK Bongkar Modus Kontraktor Sarjan: Jual Nama Orang Kuat Demi Proyek di Bekasi?
-
Kado Natal dari Balik Jeruji: 138 Warga Binaan Lapas Cipinang Terima Remisi, 2 Orang Bisa Bebas
-
Dianggap Penuhi Kriteria, 15 Warga Binaan di Seluruh Indonesia Terima Remisi Natal
-
Uskup Agung Katedral: Gereja Harus Berani Bersuara Soal Persoalan Bangsa
-
Pesan Sejuk Menag dari Altar Katedral Manado Saat Natal: Iman Harus Terwujud dalam Kepedulian Nyata
-
Pesan Natal Uskup Agung: Rawat Alam, Jangan Biarkan Rakyat Jadi Korban