Suara.com - Jenazah R (50), warga Koja, Jakarta Utara dinyatakan meninggal dengan status reaktif Covid-19 . Namun, ia justru tidak dimakamkan oleh pihak rumah sakit dengan protokol Covid-19.
Salah satu keluarga korban, Uwin bercerita bahwa R sudah masuk salah satu rumah sakit di Jakarta Utara dengan keluhan sesak nafas sejak 30 Agustus 2020, R pun langsung dites swab Covid-19 namun hasilnya belum keluar.
"Panas di dada, di lambung. Terus ya lambungnya sering sakit. Seperti itu dan sesak nafas, terus dibawa ke RS," kata Uwin saat dikonfirmasi Suara.com, Minggu (6/9/2020).
Kemudian, setelah menjalani perawatan selama dua hari, tiba-tiba R mengeluh sesak makin parah, namun dia tidak mendapatkan perlakuan maksimal dari rumah sakit.
"Jadi bapak pas malem-malem itu gak papa. Masih nganterin ke kamar mandi, suapin makanan. Paginya nyesek.Manggil suster. Nah susternya itu hanya sendirian. Udah dipanggil, sus ini gimana? Susternya diem bengong main hp. Baru dia datang," ungkapnya.
Uwin pun berusaha dilakukan pertolongan pertama dengan memberikan minyak kayu putih kepada R, lamanya respon dari rumah sakit membuat Uwin berniat memindahkan R ke rumah sakit lain.
"Saya keluar mau manggil om suruh ke pelabuhan (RS Pelabuhan). Tapi ternyata udah meninggal," ucap Uwin.
Setelah menunggu 3 hari hingga meninggal dunia, hasil swab R tak kunjung keluar, namun rumah sakit memutuskan untuk menuliskan riwayat kematian R dengan status reaktif Covid-19.
"Kalau ditulisnya Covid. Nah hasilnya gak keluar-keluar. Tetangga yang ngurus. Setelah mengurus, diganti jadi reaktif," lanjutnya.
Baca Juga: Sebelum Disuruh Masuk Peti Mati, Warga di Pasar Rebo Dihukum Sapu Jalanan
Uwin juga mengungkapkan bahwa setelah meninggal dunia, proses pemulasaran jenazah R sepenuhnya dilakukan oleh keluarga dan kerabat tanpa protokol Covid-19, pihak rumah sakit kata Uwin enggan mengurus jenazah R.
"Iya ambil sendiri. Gak ada yang bantuin. Satpamnya juga diem aja gak bantuin, diem aja. Menjauh semua, Ambulans dari Madjid," tutup Uwin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
Babak Baru Dimulai, Atalia Praratya Siap Hadapi Ridwan Kamil di Sidang Cerai Perdana
-
Kencang Penolakan PAW Anggota DPRD Waropen, Politisi Muda Papua: Ini Cederai Demokrasi
-
Ibu Nadiem Doakan Anaknya Sembuh Agar Bisa Buktikan Tak Bersalah dalam Sidang Kasus Chromebook
-
Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik untuk Libur Nataru
-
Jaksa Ungkap Nadiem Makarim Dapat Rp809 Miliar dari Pengadaan Chromebook
-
Dukung Pembentukan Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatera, Begini Kata Komisi V
-
UGM Jawab Sentilan Luhut Soal Penelitian: Kalau Riset Sudah Ribuan
-
Masih Dirawat di RS, Sidang Perdana Nadiem Makarim Ditunda: Hakim Jadwalkan Ulang 23 Desember
-
Majelis Adat Budaya Tionghoa Buka Suara soal Penyerangan 15 WNA China di Kawasan Tambang Emas
-
Aroma Hangus Masih Tercium, Pedagang Tetap Jualan di Puing Kios Pasar Induk Kramat Jati