Suara.com - Seorang transgender di Pakistan meninggal dunia setelah ditembak oleh orang tak di kenal di ibu kota provinsi Palosi.
Menyadur The News Pakistan, Kamis (10/9/2020) transgender yang menjadi korban penembakan tersebut diidentifikasi sebagai Gul Panra.
Insiden penembakan tersebut terjadi pada Rabu (9/9/2020) ketika korban sedang jalan-jalan di ibukota bersama temannya yang juga menjadi korban penembakan.
Menurut keterangan polisi setempat, kedua korban mengalami luka dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Pendidikan Khyber (KTH) dan dinyatakan meninggal di RS tersebut.
Tak lama setelah berita penembakan tersebut muncul, orang-orang menuntut pelaku dihukum secara adil dan tagar #JusticeforGulPanra menjadi trending di Pakistan.
Menurut keterangan polisi Pakistan, mereka sedang mengadakan investigasi atas pembunuhan tersebut.
68 transgender dibunuh sejak 2015
Presiden kelompok hak transgender yang berbasis di Peshawar, Aliansi TransAction Khyber Pakhtunkhwa (KP), Farzana Ilyas, menuntut agar pelaku ditangkap.
"Saya mengutuk insiden tadi malam dan saya menuntut keadilan," katanya kepada Geo News, merujuk pada penembakan Gul Panra dan temannya di Peshawar.
Baca Juga: Daur Ulang Sampah Jadi Cara Warga Melawan Mafia Limbah di Pakistan
Farzana mengecam pemerintah provinsi karena kegagalannya melindungi transgender karena kekerasan, pemerkosaan, dan pembunuhan kepada transgender meningkat.
"Dalam empat atau lima tahun terakhir, 1.500 transgender diperkosa dan 68 dibunuh sejak 2015," ungkap Farzana Ilyas.
Human Rights Watch (HRW), mengutip kelompok lokal Trans Action, mengatakan setidaknya 479 serangan terhadap perempuan transgender dilaporkan di provinsi Khyber-Pakhtunkhwa pada 2018.
Tonggak pencapaian hak transgender datang ketika undang-undang untuk hak-hak dasar individu trans dan melindungi mereka dari diskriminasi di tempat kerja disahkan pada tahun 2018. Namun, angka kekerasan terhadap mereka masih tetap tinggi.
Faktanya, sensus nasional pada tahun 2017 yang memperkirakan jumlah transgender di Pakistan mendekati 10.500 orang, dijauhi oleh masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Luncurkan Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia, BGN: Akses Gizi Bukan Bantuan
-
Bertemu di Istana, Ini yang Dibas Presiden Prabowo dan Dasco
-
Poin Pembahasan Penting Prabowo-Dasco di Istana, 4 Program Strategis Dikebut Demi Rakyat
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa
-
Viral Usul Ganti Ahli Gizi dengan Lulusan SMA, Ini Klarifikasi Lengkap Wakil Ketua DPR Cucun
-
Heboh Sebut Ahli Gizi Tak Penting, Wakil Ketua DPR Cucun Minta Maaf, Langsung Gelar Rapat Penting
-
Minta Pramono Naikkan Upah Jadi Rp6 Juta, Buruh Sesalkan UMP DKI Kalah dari Bekasi-Karawang
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya
-
Energi Bersih Bukan Mimpi, Inovasi 95 Tahun Ini Buktinya
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD