Suara.com - Penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah Indonesia dianalogikan dengan keluarga.
"Sang anak terkena penyakit menular. Agar bisa sembuh atau mencegah penularan ke anggota keluarga lain, ayah lakukan apa saja: kuras tabungan, jual harta, dan berutang. Setelah keluarga sehat, tapi ayah bangkrut dan keluarga kelaparan," kata analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim, Sabtu (12/9/2020).
Padahal, dalam analogi Rustam Ibrahim, kesempatan anggota keluarga untuk sembuh cukup tinggi, di atas 70 persen.
"Cukup dengan banyak istirahat, makanan bergizi, plus vitamin, dan olahraga. Ketika keluarga itu semuanya kelaparan, tidak ada lagi daya untuk mencari nafkah dan kemungkinan meninggal sangat tinggi," kata Rustam Ibrahim.
Masih dalam kaitan penanganan pandemi Covid-19, Rustam Ibrahim melontarkan pertanyaan mengenai landasan para epidemiologi.
"Saya mau tanya, mengapa para epidemiologi tidak pernah bicara tentang biaya ekonomi (economic cost) dalam penanganan virus corona? Apa asumsi yang mereka pakai bahwa pemerintah bisa menangani dampak ekonomi jika melakukan lockdown atau PSBB ketat?" kata Rustam Ibrahim.
Rustam Ibrahim mengatakan meragukan aktivitas ekonomi menjadi penyebab utama meningkatnya penularan Covid-19 di Jakarta. Dia menduga pemicunya pertemuan sosial (social gathering).
"Misalnya demo, arak-arakan, ritual atau ibadah keagamaan, pesta, kegiatan anak-anak muda termasuk tawuran. Mengapa aktivitas ekonomi yang "dikorbankan," bukan aktivitas sosial?" kata dia.
Dia juga menyoroti sikap sebagian media dalam memberitakan penanganan pandemi corona di Indonesia yang menurutnya suka membandingkan dengan Vietnam atau Thailand.
Baca Juga: Menteri Muhajir Effendy: Sudah Seharusnya Beras untuk PKH Kualitasnya Bagus
"Apa persamaan mereka dengan Indonesia dari segi jumlah penduduk, kondisi geografi, sistem politik, disiplin sosial? Mengapa bukan dengan AS, Mexico, India, Brazil?" kata Rustam Ibrahim.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Dari Wellness hingga Kuliner Viral: Panduan Lengkap Menikmati Kemeriahan di Bulan November
-
Petualangan Keluarga: Cara Aman Bepergian Bersama Anak dan Remaja
-
Konflik Panas Sarwendah - Ruben Onsu, Isu Penagih Utang Sampai Sulit Ketemu Anak
-
5 Rekomendasi Mobil Keluarga yang Bisa Buat Kondangan Ramai-ramai
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional