Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon mengendus adanya keterlibatan Sampoerna Foundation sebagai inisiator penghapusan mata pelajaran sejarah.
Ia mendesak agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim segera turun tangan memberikan klarifikasi.
Hal itu disampaikan oleh Fadli Zon melalui akun Twitter miliknya @fadlizon.
Fadli meminta Nadiem segera memberikan klarifikasi lengkap mengenai isu keterlibatan Sampoerna Foundation tersebut.
"Harus segera ada klarifikasi dari Mendikbud Nadiem @Kemendikbud_RI," kata Fadli Zon seperti dikutip Suara.com, Selasa (22/9/2020).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengutip pemberitaan salah satu media yang melaporkan adanya keterlibatan Sampoerna Foundation dalam wacana menjadikan pelajaran sejarah sebagai pelajaran tak wajib di tingkat SMA.
Menurut Fadli Zon, keterlibatan Sampoerna Foundation tersebut merupakan sebuah skandal.
"Kalau pernyataan dalam berita ini benar, bahwa inisiasi penyederhanaan kurikulum yang menghapus mapel sejarah dari Sampoerna Foundation, maka ini bisa dibilang sebuah skandal," ungkapnya.
Dalam cuitan terpisah, Fadli menilai hilangnya pelajaran sejarah akan menyebabkan rakyat Indonesia kehilangan identitas hingga berbuntut pada bubarnya negara Indonesia.
Baca Juga: Dibanding Sejarah, Peneliti Ini Lebih Pilih Pelajaran Agama yang Dihapus
"Kalau mata pelajaran sejarah akan 'dihilangkan', maka sebentar lagi manusia Indonesia akan kehilangan identitas, jati diri dan memori kolektifnya. Setelah itu ya Indonesia bubar," imbuh Fadli.
Diluncurkan Maret 2021
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah berencana menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai pelajaran tidak wajib bagi siswa SMA/SMK dan sederajat.
Rencana ini terungkap dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020 yang disusun Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.
Kurikulum baru sendiri ditargetkan mulai diterapkan tahun ajaran 2021/2022 dan diluncurkan Maret 2021.
Dalam file tersebut dikatakan bahwa mata pelajaran sejarah untuk kelas 10 SMA akan digabungkan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kemudian untuk kelas 11 dan 12 mapel sejarah masuk dalam kelompok peminatan yang tak bersifat wajib.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!