Suara.com - Massa dari multikalangan di berbagai daerah, mulai dari buruh, mahasiswa dan pelajar turun ke jalan menyampaikan aspirasi menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law.
Salah satu yang menjadi titik tujuan massa ialah gedung wakil rakyat, DPR, Senayan, Jakarta.
Seperti rencana awal, dilaksanakannya unjuk rasa hari ini sebagai punca Cipta Kerja yang dijadwalkan 8 Oktober 2020. Namun dalam perjalanannya, para Dewan k aksi seiring agenda rapat paripurna penutupan masa sidang dan pengesahan RUUyang terhormat mendadak memajukan jadwal paripurna menjadi 5 Oktober 2020.
Meski kadung disahkan, buruh tidak kendor. Mereka tetap tegas menolak UU Cipta Kerja dengan melakukan aksi serta mogok nasional selama tiga hari yang dimulai sejak 6 Oktober kemarin.
Puncaknya--hari ini buruh turun ke jalan ke pusat-pusat pemerintahan baik di daerah maupun ibu kota, termasuk ke DPR. Tidak hanya buruh, mahasiswa dan pelajar turut aksi.
Tetapi di tengah masa aksi, baik pimpinan dan anggota DPR justru tidak berkantor di tempat. Sebagaimana putusan dalam sidang paripurna Senin (5/10), pimpinan DPR telah mengetok palu menutup masa sidang sehingga dan memulai masa reses mulai 6 Oktober sampai 8 November.
Pantauan Suara.com di Kompleks Parlemen Senayan, kondisi di dalam area DPR kosong melompong, sepi dari aktivitas. Parkiran di depan gedung kura-kura yang biasanya terparkir puluhan mobil, kini sepi lantaran reses ditambah situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan sebagian pegawai bekerja dari rumah (work from home).
Situasi sepi juga tampak di area dalam gedung, semisal yang terlihat di Nusantara III. Tidak banyak aktivitas di dalam, penjagaan oleh pamdal pun sebagaimana biasanya, pun begitu di area luar menuju gerbang masuk Kompleks Parlemen.
Meski dijaga aparat kepolisian, kondisi di sekitar tersebut sepi. Jalan Gatot Subroto di depan DPR menuju Slipi sama halnya, sebab polisi sudah mem-blokade jalan sehingga pergerakan mobil dari arah Jalan Gatot Subroto menuju depan DPR dialihkan ke Jalan Gerbang Pemuda.
Baca Juga: Gubernur Kalbar Sutarmidji Minta Jokowi Cabut UU Cipta Kerja
Sementara itu, menanggapi aksi ya g digelar di sekitar parlemen, Sekjen DPR Indra Iskandar mengatakan pihaknya bersedia menampung perwakilan massa aksi apabila ada aspirasi yang hendak disampaikan.
"Jadi per hari ini sebenarnya di DPR ini kalau pengunjuk rasa ingin menyampaikan aspirasi kita akan terima," kata Indra di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Namun dikarenakan reses, Indra tidak berjanji akan memfasilitasi perwakilan massa untuk menemui pimpinan atau anggota Dewan.
"Tapi kalau ada opsi lain misalnya ingin menyampaikan langsung kepada Dewan tentu kami akan sampaikan karena ini kan hari reses sehingga keberadaan Dewan saat ini ada di dapil di konstituen," ujar Indra.
DPR Didemo
Mahasiswa pendemo UU Cipta Kerja menyatakan aktivis yang kini menjadi anggota DPR saat ini mengkhianati rakyat. Mereka dituding diam diri saat UU Cipta Kerja disahkan.
Tag
Berita Terkait
-
Update Demo 4 September: Gebrak Bawa 'Tikus Berdasi' Raksasa, Jalan Menuju Istana Diblokade Aparat
-
Kenapa Outsourcing Merugikan Karyawan? Demo Buruh 28 Agustus 2025 Menuntut Penghapusannya
-
Solidaritas Jaket Ijo, Lautan Ojol Iringi Jenazah Affan Kurniawan yang Tewas Dilindas Rantis Brimob
-
Istana Ingatkan Batas Demo: Aspirasi Dihormati, Anarkisme Tidak Ditoleransi
-
Istana Jawab Ancaman Mogok Nasional Buruh dengan Janji Satgas PHK
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara