Suara.com - Polisi di Pakistan selatan mengatakan seorang ulama terkemuka dan sopirnya telah ditembak mati dalam sebuah serangan yang diduga terkait sektarian.
Maulana Adil Khan, ulama yang dibunuh itu, sedang dalam perjalanan pulang pada Sabtu (10/10) malam ketika beberapa pria bersenjata yang mengendarai sebuah motor menghujani mobilnya dengan peluru di sebuah kawasan pasar di Karachi.
Khan, seorang akademisi dari sekte Sunni Doebandi, mengelola pesantren yang diberi nama Jamia Farooqia, di kota terbesar di Pakistan yang berpenduduk 15 juta orang.
Selama bertahun-tahun, Karachi telah mengalami kekerasan politik, sektarian dan militan yang telah menyebabkan ribuan tewas. Namun, para pejabat mengatakan berbagai operasi keamanan selama bertahun-tahun telah menyebabkan situasi membaik di kota pelabuhan itu, meskipun beberapa serangan yang terisolasi masih terjadi.
Perdana Menteri Imran Khan mengecam pembunuhan ulama itu dan menyalahkan India karena berusaha menyulut konflik sektarian di Pakistan.
"Pemerintahan saya sudah tahu & saya berulang kali menyatakan ini di TV, sejak 3 bulan lalu India berusaha untuk membunuh para akademisi dari sekte Sunni & Syiah untuk menciptakan konflik sektarian di seluruh negara ini," cuit Khan lewat Twitter.
Dia mengatakan bahwa agen-agen keamanan Pakistan telah mencegah "beberapa upaya itu" dalam beberapa bulan belakangan. "Ulama kita dari semua sekte harus memastikan agar warga tidak terjebak dalam plot India untuk mendestabilisasi Pakistan," tambah Khan.
India belum segera mengomentari tuduhan itu.
Sumber: VOA
Baca Juga: Waduh! TikTok Diblokir di Pakistan, Ini Alasannya
Berita Terkait
-
Walau Ditembaki, TGPF Intan Jaya Sama Sekali Tidak Takut
-
Akademisi UGM Anggota TGPF Intan Jaya Tertembak di Papua
-
Diberi Waktu Dua Pekan, TGPF Intan Jaya Langsung Tinjau Lokasi Penembakan
-
Selidiki Rusa Hilang, Direktur Kebun Binatang Tewas Ditembak Dokter Hewan
-
Bermodus Berikan Tumpangan, Seorang Wanita Digilir Enam Pria
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu