Suara.com - Aksi massa secara serentak di berbagai daerah Kamis (08/10), yang menolak disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja berbuntut panjang.
Sebab, aksi yang sebelumnya berjalan damai tersebut berujung ricuh karena ulah provokator yang membuat sejumlah fasilitas publik rusak parah.
Belum lama ini, video sejumlah anggota TNI yang menangkap orang-orang diduga provokator viral di media sosial.
Video berdurasi 2 menit 20 detik tersebut salah satunya disebarkan oleh pemilik akun Twitter @arifhidayat.
"Kedok penyusup dibongkar TNI," tulis Arif Hidayat menerangkan video unggahannya lengkap dengan tagar #TolakUUCiptaKerja, Sabtu (10/10/2020).
Dalam video tersebut, nampak anggota TNI mengumpulkan kerumunan massa untuk diberi nasihat.
"Harus bisa memastikan yang ada di sini adalah betul-betul mahasiswa. Saya lihat sudah ada indikasi-indikasi yang bukan mahasiswa. Mahasiswa boleh bertato apa tidak?" tanya anggota TNI tersebut kepada massa di hadapannya.
"Coba cari di sini ada yang bertato," lanjutnya.
Sampai pada akhirnya, anggota TNI tersebut menyisir kerumunan massa dan menangkap orang-orang yang bertato.
Baca Juga: Coretan Vandal Aksi Tolak Omnibus Law Belum Terhapus
"Kamu dari mana? Mahasiswa bukan? Keluar!" gertak anggota TNI tersebut kepada seseorang yang dicurigai sebagai penyusup.
Anggota tersebut menambahkan, pihaknya tidak ingin gerakan mahasiswa yang punya niat baik tapi disusupi oleh penyusup yang mengatasnamakan dirinya rakyat.
"Saya sangat sayang kepada adik-adik yang punya intelektual tinggi, generasi penerus kami. Tapi kalau disusupi oleh preman-preman, yang terjadi dia akan memecahkan dulu kaca mobil, kalau perlu mobilnya TNI atau Polri," terangnya.
Hingga artikel ini dibuat, video TNI yang mengeksekusi peserta aksi tersebut telah dilihat hingga 325 ribu kali oleh warganet.
Kolom komentar unggahan Arif Hidayat itu pun langsung dibanjiri oleh warganet dengan beragam argumentasinya.
"Harusnya polisi lebih paham mana penyusup mana bukan, logikanya tiap tiap universitas yang ada di indonesia memiliki BEM di tiap fakultas yang bertugas untuk mengatur jalannya aksi. Sudah tentu mahasiswa tidak diinstruksikan untuk melakukan perbuatan anarkis," kata warganet dengan akun @juelrafa***
Berita Terkait
-
Orang Dekat Prabowo 'Pecah Bintang', Dua Ajudan Setia Kini Sandang Pangkat Jenderal
-
Panglima TNI Rotasi 187 Perwira Tinggi, Mayoritas dari Angkatan Darat
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti
-
Wamenkumham Bongkar Aturan: Polisi Tak Bisa Asal Jerat Demonstran, Ini Satu-satunya Celah Hukum
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?