Suara.com - Menyikapi keadaan dalam negeri di hari-hari terakhir, analis politik dan ekonomi Rustam Ibrahim mengatakan politisi selalu mengklaim bekerja untuk kepentingan rakyat. Padahal, rakyat bukanlah pengertian yang monolitik.
"Di dalamnya ada berbagai profesi dengan kepentingan berbeda. Ada buruh, mahasiswa, petani, pengusaha, UMKM, birokrat (ASN), dan sebagainya. UU Ciptaker berupaya memadukan berbagai kepentingan," kata Rustam.
Jika buruh melakukan demonstrasi untuk menolak UU Cipta Kerja, Rustam mengatakan dapat memahami karena mereka merasa hak-haknya ada yang dikurangi atau birokrat yang merasa kekuasaannya dipangkas.
Tapi jika yang demonstrasi menolak UU Cipta Kerja mahasiswa, bagi Rustam terasa aneh karena kepentingannya berbeda. "Mahasiswa tentu berpikir bagaimana bisa memperoleh pekerjaan setelah lulus," katanya.
UU Cipta Kerja, kata Rustam, memang mempermudah persyaratan-persyaratan investasi. Investasi adalah penanaman modal, baik berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Menurut Rustam mengapa negara membutuhkan investasi asing? Rustam mengatakan mungkin saja sumber daya modal dalam negeri belum cukup besar, untuk menampung angkatan kerja dan menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Dijelaskan, investasi artinya membuka usaha-usaha baru dalam bidang industri, perdagangan dan jasa-jasa. Jika ada usaha-usaha baru berarti tercipta lapangan kerja baru. Lapangan kerja baru artinya menampung (sebagian) angkatan kerja yang terus meningkat setiap tahun.
Menurut catatan Rustam, setiap tahun ada 2.25 juta angkatan kerja baru yang mencari pekerjaan, termasuk dari kalangan pendidikan tinggi. Ribuan sarjana baru mencari pekerjaan setiap tahun dan sekarang lebih 700.000 sarjana masih menganggur.
Baca Juga: Aksi Lanjutan Tolak Omnibus Law, 2 Ribu Buruh Bakal Geruduk Istana Hari Ini
Berita Terkait
-
Demo 5 September 2025: BEM Unpad Gelar Aksi Kenakan 'Brave Pink', Tagih 17+8 Tuntutan di DPR
-
Update Demo 5 September: Mahasiswa Gelar 'Piknik Rakyat Nasional' di DPR, Tagih 17 Tuntutan
-
Deadline Tiba! Mahasiswa Unpad Geruduk DPR Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan 17+8
-
Bukan Hanya Pajak, Buruh Minta Pemerintah Tak Naikan Cukai Rokok
-
Mahasiswa Desak DPR, Tuntut Kapolri Bebaskan Massa Aksi
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern
-
Apa Itu Tobat Nasional? Seruan Kardinal Ignatius Suharyo
-
Nadiem Tersangka Kasus Pengadaan Chromebook, Pukat UGM Soroti Buruknya Tata Kelola Sektor Pendidikan