Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian angkat bicara terkait aksi 1310 tolak UU Cipta Kerja yang digelar beberapa ormas seperti PA 212, Front Pembela Islam (FPI) dan GNPF Ulama.
Selain menolak UU Cipta Kerja, massa aksi 1310 ini juga menuntut Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya.
Dia menganggap, aksi ini bukan gerakan moral melainkan sebuah gerakan politik.
"Ya itu gerakan politik, bukan gerakan moral yang murni ingin menguji sebuah kebijakan," ujar Donny saat dihubungi Suara.com, Selasa (13/10/2020).
Donny menuturkan bahwa tidak sejarah Presiden manapun mundur lantaran karena produk perundang-undangan. Pasalnya produk undang-undang dibuat bersama antara pemerintah dan DPR.
"Karena tidak ada presiden mundur hanya karena sebuah perundang-undanganan yang dibuat bersama pemerintah dan DPR. Tidak ada di dalam sejarah presiden mundur gara-gara sebuah produk perundang-undangan, yang mana itu pekerjaan bersama antara parlemen dengan pemerintah," ucap dia.
Karena itu, Donny menilai bahwa tuntutan massa 1310 tak masuk akal.
"Jadi ini yang harus diperhatikan artinya tuntutan Jokowi atau presiden mundur itu kelewatan dan tidak masuk akal," katanya.
Sebelumnya, massa aksi 1310 yang berasal dari Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI, PA 212, FPI, hingga GNPF Ulama menggelar demonstrasi, salah satunya menolak UU Omnibus Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020). Mereka datang dengan berbagai tuntutan.
Baca Juga: Bentrok di Kebon Sirih, Massa Aksi 1310 Lempari Polisi Pakai Petasan
Tak hanya itu mereka datang dengan berbagai atribut seperti panji-panji bendera hingga poster besar. Salah satu yang menarik yakni spanduk yang terpasang di atas mobil komando.
Spanduk itu bertuliskan 7 tuntutan ANAK NKRI terkait UU Omnibus Ciptaker. Salah satu yang menjadi sorotan yakni meminta agar Presiden Joko Widodo mundur.
Berikut tulisan dalam spanduk itu:
- MENDUKUNG AKSI RAKYAT TOLAK UU CILAKA DI INDONESIA
- STOP KEZALIMAN TERHADAP RAKYAT
- BEBASKAN SEMUA PELAKU AKSI ANTI UU CILAKA YANG DITANGKAP DAN STOP PENYIKSAAN TERHADAP MEREKA
- MENDORONG SEMUA ELEMEN BANGSA UNTUK BANGKIT
- SEGERA BATALKAN UU CILAKA
- MENUNTUT JOKOWI MUNDU
- MENUNTUT SEMUA PARTAI PENDUKUNG UU CILAKA UNTUK SEGERA MEMBUBARKAN DIRI
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian