Suara.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta kepada semua pihak untuk tidak melibatkan anak-anak dalam aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja.
Komnas PA mengingatkan agar semua pihak tidak melibatkan anak-anak demi kepentingan politik.
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengaku prihatin atas banyaknya anak-anak yang masih berstatus pelajar yang terlibat aksi demonstrasi di sejumlah wilayah di Indonesia. Terlebih, anak-anak itu disinyalir sengaja dikerahkan untuk melakukan kegaduhan.
“Yang memprihatinkan anak-anak berstatus pelajar tersebut disinyalir didatangkan dari berbagai daerah untuk saling lempar dengan aparat keamanan dalam aksi demonstrasi untuk menciptakan situasi memanas dan gaduh,” ujar Arist kepada wartawan, Rabu (14/10/2020).
Arist mengemukakan sebagian besar anak-anak dan pelajar yang berhasil diamankan oleh aparat kepolisian sebelum mengikuti aksi demonstrasi itu juga mengaku diundang melalui pesan berantai yang beredar di media sosial. Mereka bahkan menyampaikan tidak tahu-menahu ihwal Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja yang hendak diperjuangkan.
Atas hal itu, dia pun menduga adanya pihak-pihak tertentu yang memang sengaja mengerahkan anak-anak dengan tujuan kepentingan politik.
“Sudah tidak terbantahkan lagi bahwa anak-anak sengaja dihadirkan dalam aksi demonstrasi untuk menolak UU Cipta Kerja untuk tujuan dan kepentingan kelompok tertentu," katanya.
"Janganlah kita memanfaatkan anak untuk kepentingan politik," imbuhnya.
Anak SD
Baca Juga: Diciduk Polisi Gegara Ikut Demo, Pelajar Sujud ke Orangtua Usai Dipulangkan
Polda Metro Jaya sebelumnya mengamankan 1.377 orang buntut aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Omnibus Law - Cipta Kerja yang digelar kelompok Front Pembela Islam (FPI) Cs di Jakarta, pada Selasa (13/10) kemarin. Dari ribuan orang yang diamankan, 900 diantaranya masih berstatus pelajar alias anak-anak.
Yusri menyebutkan, ada lima anak-anak yang diamankan diketahui masih berstatus sebagai pelajar tingkat sekolah dasar atau SD.
"Dari 1,377 ini, dievaluasi 75-80 persen adalah anak-anak sekolah. Kurang lebih 900-800 sekian. Bahkan ada lima anak SD yang umurnya sekitar 10 tahun," ungkap Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta (14/10/2020).
Selain itu, Yusri mengklaim turut mengamankan sejumlah senjata tajam dari tangan para pelajar yang diamankan. Mereka diduga sebagai penyusup yang hendak melakukan kerusuhan.
"Kami sudah razia pun di dalam tasnya ada yang membawa ketapel, batu, macam-macam. Bahkan, yang diamankan oleh Polres Metro Jakarta Pusat ada yang membawa golok. Memang para anarkis, para perusuh ini," kata dia.
Berita Terkait
-
Mahasiswa Blokir Jalan Padjajaran Bogor, Api Berkobar, Asap Hitam Mengepul
-
Diciduk Polisi Gegara Ikut Demo, Pelajar Sujud ke Orangtua Usai Dipulangkan
-
Ribuan Buruh Serang Geruduk Bupati Serang, Semangat saat 'Iwan Fals' Muncul
-
BEM Unair Sesalkan Cuitan Guru Besarnya, Henry Subiakto Terkait Buruh
-
Curhat Diputuskan Pacarnya Saat Ikut Demo, Gadis Ini Dihujat Warganet
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Bahlil dan Raja Juli Serang Balik Cak Imin Usai Suruh Taubat 3 Menteri, Pengamat: Dia Ngajak Perang!
-
Rapat Darurat Hambalang: Prabowo Ultimatum Listrik Sumatera Nyala 2 Hari, Jalur BBM Wajib Tembus
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Gebrakan Mendagri Tito untuk Geopark Disambut Baik Ahli: Kunci Sukses di Tangan Pemda
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026
-
Update Banjir Rob Jakarta: 17 RT Kepulaun Seribu Terdampak, 6 RT di Jakarta Utara Kembali Terendam!
-
Gelar Panggung Musikal di Sarinah, Aktivis Sebut Banjir Sumatera Tragedi Ekologis