Suara.com - Pesta pernikahan di Israel berubah jadi kerusuhan saat disambangi oleh polisi karena dianggap melanggar aturan penguncian terkait virus corona.
Menyadur The Guardian, Jumat (16/10/2020), Menteri Dalam Negeri Israel Aryeh Deri menuntut adanya penyelidikan dibalik pembubaran pesta pernikahan yang digelar di permukiman Tepi Barat itu.
Pihak penyelenggara pesta pernikahan, menuding para polisi telah melakukan penyerangan terhadap para tamu.
Keluarga pengantin mengklaim telah mematuhi peraturan dengan tidak mengundang lebih dari 20 orang, sesuai dengan imbauan pemerintah.
Suasana kacau dengan adanya pertengkaran terjadi dan para tamu menangis, sesaat setelah polisi melakukan penggerebekan.
Dalam rekaman yang beredar, polisi terlihat menyeret saudara laki-laki mempelai perempuan keluar dari rumah, darah nampak mengalir di wajahnya. Hal itu disebutkan memicu kemarahan di pemerintahan.
Pihak kepolisian mengatakan seorang petugas telah diserang oleh perempuan pemilik rumah saat dimintai keterangan. Setelahnya, tamu lain mulai melemparan botol minyak kaca ke personel.
Polisi kemudian menyebut pria yang terlihat dalam video itu, terluka setelah terpeleset tumpahan minyak.
"Selama penangkapan, baik seorang petugas maupun tersangka terpeleset minyak dan terluka oleh pecahan kaca," kata pernyataan polisi.
Baca Juga: Lalu Lintas Perairan Hong Kong Sepi, Lumba-lumba Pink Langka Terlihat Lagi
Juru bicara polisi, Micky Rosenfeld, mengatakan botol-botol yang dilemparkan berisi minyak zaitun. Rekaman bodycam yang diterbitkan polisi menunjukkan tamu berdebat dengan petugas sebelum perkelahian meeltus.
"Tidak ada alasan bagi polisi untuk masuk dengan senapan di tangan dan melukai orang," cuit Deri melalui Twitter.
Menteri Keamanan Publik Israel, Amir Ohana, yang bertanggung jawab di kepolisian, berjanji akan turun tangan langsung dalam penyelidikan.
Pemerintah Israel memberlakukan penguncian nasional kedua pada 18 September setelah tingkat infeksi virus corona terus meroket. Beberapa komunitas ultra-Ortodoks dituduh mengabaikan mengabaikan pembatasan, yang terkadang memicu konflik dengan polisi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Tak Hadir di Audiensi, Keluarga Arya Daru Minta Gelar Perkara Khusus Lewat Kuasa Hukum
-
Gus Yahya Staquf Diberhentikan dari Ketua NU, Siapa Penggantinya?
-
Kuasa Hukum Nadiem Makarim: Kasus Kliennya Mirip Polemik Tom Lembong dan Ira Puspadewi
-
1.131 Aktivis Dikriminalisasi, ICEL dan Koalisi Sipil Desak Kapolri Terbitkan Perkap Anti-SLAPP
-
Kemajuan yang Membebani: Ketika Perempuan Jadi Korban Pertama Pembangunan
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen
-
Geram Legislator Senayan Soal Bandara PT IMIP Beroperasi Tanpa Libatkan Negara: Kedaulatan Terancam!
-
Wamenkes Dante: Sistem Rujukan BPJS Tak Lagi Berjenjang, Pembayaran Klaim Disesuaikan Kompetensi RS
-
Pemprov DKI Gagas LPDP Jakarta, Siap Biayai Warga Kuliah S2-S3 hingga Luar Negeri
-
Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Picu Sorotan, Komisi III DPR Warning Penegak Hukum