Suara.com - Lebih dari 1.300 narapidana melarikan diri dari penjara yang terletak Beni, Kongo timur, setelah adanya serangan dari kelompok pemberontak.
Menyadur ABC News, Rabu (21/10/2020), Wali kota Beni Modeste Bakwanamaha mengatakan serangan di penjara Kangbayi kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok militan Islam, ADF.
"Kami meminta penduduk untuk melaporkan setiap orang yang mencurigakan yang mungkin merupakan narapidana yang melarikan diri," ujar Bakwanamaha.
Wali kota mengatakan satu narapidana tewas dalam serangan penjara Kangbayi.
"Kami yakin ADF-lah yang melakukan ini," kata Bakwanamaha, sebagaimana yang dilaporkan BBC.
Sementara, 20 dari napi yang melarikan diri telah melarikan diri telah kembali. Bakwanamaha mengatakan para tahanan ini lebih memilih untuk kembali ke penjara dibanding hidup bersama para pemberontak.
"Mereka yang kembali mengatakan mereka diambil secara paksa. Mereka bilang harus melarikan diri dari penculiknya, ADF, karena tak mau hidup sebagai musuh dalam semak-semak," kata Bakwanamaha.
Berita tentang penyerangan penjara Kangbayi membuat penduduk setempat geram. Mereka disebutkan khawatir pelarian massal itu dapat memperburuk kekerasan di kota Beni.
"Ini bebahaya bagi masyarakat Beni," ujar seorang warga, Sadi Amundala.
Baca Juga: Mantan Staf: Donald Trump adalah Mussolini Amerika Serikat
Lebih jauh, Amundala berharap pemerintah dapat memperbaiki kondisi kehidupan di penjara dan memperkuat polisi dan militer guna mencegah kasus pelarian serupa di masa mendatang.
Pelarian massal ini terjadi setelah tiga tahun serangan lain di penjara Kangbayi, di mana sekitar 100 napi melarikan diri dan puluhan tewas.
Pasukan Demokratik Sekutu atau yang lebih dikenal dengan ADF, merupakan kelompok bersenjata Uganda yang aktif di Kongo timur sejak 20 tahun lalu.
Kelompok yang dibentuk untuk melawan diskrimansi terhadap Muslim ini telah dituding melakukan kekerasan yang meluas di Kongo timur, mengutip BBC.
ADF dilaporkan telah menewaskan 570 warga sipil sejak tentara Kongo melancarkan operasi terhadap mereka pada November 2019 lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Truk Kontainer Mogok di Tanjung Duren, Sejumlah Rute Transjakarta Pagi Ini Terlambat
-
Polda Metro Jaya Tutup UKW 2025, 77 Wartawan Dinyatakan Kompeten
-
Begini Respons Mendagri Soal Aksi Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih
-
Kepala Daerah Papua Diminta Jaga Raja Ampat, Prabowo: Jangan Sampai Dirusak Wisatawan!
-
Presiden Prabowo Sudah Teken PP, Begini Formula Kenaikan Upah 2026 yang Akan Berlaku
-
Tolak Politik Upah Murah, Puluhan Ribu Buruh Siap Kepung Istana pada 19 Desember
-
KPK Periksa Gus Yaqut soal Aliran Dana PIHK Hingga Kerugian Negara
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak