Suara.com - Profil Ma'ruf Amin menjadi topik pemberitaan hangat hari ini (21/10/20). Pasalnya, Selasa, 20 Oktober 2020 kemarin bertepatan satu tahun pelantikan Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia (RI). Ma'ruf Amin bersama Presiden Jokowi berhasil memenangi Pemilihan Umum 2019 dengan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Sebelum menjabat di lembaga eksekutif, Ma'ruf Amin memiliki sejumlah pengalaman legislatif sejak 1971 silam. Lantas, seperti apa latar belakang dan rekam jejak karier Ma’ruf Amin sebelum menjabat sebagai Wakil Presiden ke-13 RI? Simak profil Ma'ruf Amin berikut ini.
Biodata Ma’ruf Amin
Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin adalah Wakil Presiden ke-13 RI. Ma'ruf yang lahir di Tangerang, 11 Maret 1943 dan tumbuh di tengah keluarga religius. Ayahnya, Mohamad Amin dan kakeknya merupakan seorang kiai.
Sang ayah pun menginginkan Ma'ruf untuk belajar di pesantren tradisional. Namun, sebelum masuk pesantren Ma'ruf Amin sempat menempuh pendidikan dasarnya di sekolah rakyat di Kecamatan Kresek.
Pendidikan Ma’ruf Amin
Ma'ruf Amin kemudian melanjutkan pendidikannya di pesantren berpengaruh yang didirikan oleh pendiri NU, Hasyim Asy'ari. Ma'ruf Amin kemudian meraih gelar sarjana di bidang Filsafat Islam dari Universitas Ibnu Khaldun di Bogor, Jawa Barat.
Beliau juga mendapatkan gelar kehormatan dari Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim pada 2017 silam.
Perjalanan Karier Ma’ruf Amin
Baca Juga: Wapres yang Terlupakan? Ma'ruf Amin: Lupa Itu Manusiawi
Sebelum menjabat sebagai wakil presiden RI, Ma'ruf Amin memiliki pengalaman legislatif sejak 1971 hingga 1999. Di tahun 1971, Ma'ruf terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari partai NU yang pada saat itu masih merupakan partai politik aktif.
Kemudian, di tahun 1977, beliau terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di akhir masa jabatannya, Ma'ruf kembali aktif melakukan aktivitas sosial.
Pada 1998, Ma'ruf kemudian menjadi penasehat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Wahid dan Presiden Gus Dur selama periode kepemimpinannya. Ma'ruf kembali aktif dalam politik dan mewakili PKB dengan menduduki kursi DPR RI. Pada periode kali ini, Ma'ruf menjabat sebagai Ketua Komisi IV, anggota Komisi II, dan Dewan Anggaran.
Selain itu, Ma’ruf juga pernah mengemban sejumlah jabatan publik, meliputi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Ketua Majelis Ulama Indonesia, anggota Dewan Pertimbangan Presiden hingga anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Pencalonan Wakil Presiden
Pada 9 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo mengungumkan Ma'ruf Amin sebagai calon Wakil Presidennya. Kemudian, pada 21 Mei 2019, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan kemenangan pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 dengan persentase suara sebesar 55,5 persen.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Tak Cukup Dipublikasikan, Laporan Investigasi Butuh Engagement Agar Berdampak
-
Surat Edaran Terbit, Sebut Gus Yahya Bukan Lagi Ketua Umum PBNU Mulai 26 November 2025
-
Program Prolanis Bantu Penderita Diabetes Tetap Termotivasi Jalani Hidup Lebih Sehat
-
Tak Hadir di Audiensi, Keluarga Arya Daru Minta Gelar Perkara Khusus Lewat Kuasa Hukum
-
Gus Yahya Staquf Diberhentikan dari Ketua NU, Siapa Penggantinya?
-
Kuasa Hukum Nadiem Makarim: Kasus Kliennya Mirip Polemik Tom Lembong dan Ira Puspadewi
-
1.131 Aktivis Dikriminalisasi, ICEL dan Koalisi Sipil Desak Kapolri Terbitkan Perkap Anti-SLAPP
-
Kemajuan yang Membebani: Ketika Perempuan Jadi Korban Pertama Pembangunan
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen
-
Geram Legislator Senayan Soal Bandara PT IMIP Beroperasi Tanpa Libatkan Negara: Kedaulatan Terancam!