Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun masa gerah dengan komentar warganet dalam artikel. Dia lalu menyinggung nama Rocky Gerung yang disudutkan soal belum nikah oleh buzzer politik.
“Komentarnya ganas-ganas. Luar biasa, banyak sekali yang mendoakan agar orang-orang kritis masuk penjara. Heran saya,” kata Refly Harun di saluran Youtube-nya dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Sabtu (24/10/2020).
Padahal, kata Refly, seharusnya netizen cukup membalasnya dengan komentar yang substanstif, dan bukan memojokkan personal seseorang. Seperti ancaman, masa lalu, hingga kehidupan pribadi. Sebab itu tak menunjukkan kedewasaan politik seseorang.
“Kenapa hal-hal personal, misal soal nikmatnya kawin dan sebagainya. Karena memang Rocky masih single (belum nikah). Padahal yang paling penting adalah pendapatnya. Sering sekali sangat tajam, sangat pedas,” kata Refly lagi.
Menurut Refly, seringnya netizen menjustifikasi para pengkritik pemerintah, termasuk ada pihak yang beda pandangan namun diejawantahkan dengan menyerang personal seseorang, menunjukkan jika ada keterbelahan di masyarakat kita.
Ketika ada kritik, maka balasannya adalah serangan, itu kata Refly menunjukkan kita belum dewasa dalam demokrasi dan berdebat. Sebab seharusnya yang didebat adalah pendapatnya, bukan personalnya. Seperti dalam kasus Rocky belum nikah di atas.
“Pernah dengar cerita Rasulullah sering dimaki perempuan tua? Sering disiramkan air kotor, tidak tahu apakah mengenai dan tidak. Tetapi suatu saat perempuan tua itu tidak ditemuinya lagi, dan ternyata sakit. Nah pemimpin kita ini belum pada tahap itu, apalagi mengayomi, menyantuni orang-orang yang mengkritik dia.”
Seperti halnya Presiden Jokowi yang kerap mendapat kritikan panas dari para oposisi. Seharusnya, kata Refly, dia biasa saja dengan tetap memberi ruang kritis bagi para pengkritik.
Sementara yang terjadi saat ini, tiap ada kritikan, buzzer langsung bekerja, menyerang pribadi orang-orang yang melakukan kritik ke pemerintah.
Baca Juga: Viral Video Mirip Jokowi Lempar Bantuan ke Jalan, Publik Soroti Etikanya
“Entah apakah diminta atau inisiatif pribadi. Padahal harus mulai debat substansitf, debat yang cari ukuran-ukuran yang bisa dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh, saat Rocky bilang nilai A minus untuk Jokowi.”
“Itu kan bahasa khas Rocky, A untuk kebohongan, minus untuk kejujuran. Itu sarkastis, tapi cerdas. Karena saya saja terjebak. Nah saat kritik itu dilayangkan, harusnya pihak dari pemerintah membuktikan apa yang disampaikan Rocky tidak benar. Dengan fakta tentunya,” kata Refly.
Dan bukan kemudian menyerang Rocky secara personal seperti soal belum nikah dan sebagainya. Sebab menghantam seseorang dengan kalimat buruk secara personal, tidak diperkenankan. Dan tentu tak elok secara politik.
“Jangan diserang pribadi saja, seranglah pendapat yang disampaikan. Bukan malah mengancam hoax lah, mau dipenjarakan lah. Kalau kita diancam, maka demokrasi kita tak akan tumbuh dengan baik. Bukan demokrasi kebablasan, tapi demokrasi dalam ancaman,” katanya lagi.
Berita Terkait
-
Viral Video Mirip Jokowi Lempar Bantuan ke Jalan, Publik Soroti Etikanya
-
Rokok Jadi Ranjau Nawacita Jokowi dan Maruf Amin
-
Luhut Merasa Seperti Alien saat Berkunjung ke China Pakai Masker
-
Pengamat Rajin Kritik Jokowi, Ngabalin: Dia Nggak Tahu Apa yang Terjadi
-
Kronologi Pembunuhan Kerabat Jokowi, yang Dikira Kecelakaan Mobil
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
Terkini
-
Di Reuni 212, Muncul Usulan 2 Desember Jadi Hari Ukhuwah dan Libur Nasional
-
Bantah Tudingan Pro-Zionis, Gus Yahya Beberkan Fakta Pertemuan dengan Netanyahu
-
Tepati Janji: Gubernur Pramono Muncul di Reuni Akbar 212, Ini Reaksi Massa!
-
Reuni 212 Galang Donasi Rp10 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
-
Tata Ruang Amburadul Biang Banjir Sumatra, KLH Siap 'Obrak-abrik' Aturan
-
Pemerintah Ungkap Arah Kebijakan 2026, Sektor MICE dan Hilirisasi Jadi Fokus Baru
-
Kang Dedi Siapkan Kereta Kilat Pajajaran, Whoosh Bakal Ditinggalkan?
-
Banjir Sumatra Bawa Kayu Gelondongan, Ketua MPR Muzani: Sepertinya Hasil Tebangan Itu