Suara.com - Proyek pembangunan ibu kota negara atau IKN baru di Kalimantan Timur mengancam kelangsungan makhluk hidup di sana. Dari daratan hingga lautan pun berpotensi merasakan dampak buruk dari pembangunan IKN tersebut.
Juru Bicara Koalisi Bersihkan Indonesia dan Fraksi Rakyat Indonesia, Ahmad Ashov Birry mengatakan, ada orangutan Kalimantan yang hidup di sana. Menurut data dari ibukotauntuksiapa.id, 90 persen orangutan hanya ada di Indonesia yakni di Sumatera dan Kalimantan.
Orangutan kalimantan masuk ke dalam daftar orangutan yang jumlahnya semakin berkurang setiap tahunnya.
"Ada keragaman disitu yang akan terancam, sangat berpotensi terancam dengan mega proyek IKN misalnya ada orang utan kalimantan," kata Ahmad dalam diskusi virtual bertajuk Di Balik Mega Proyek Ibu Kota Baru, Selasa (27/10/2020).
Tiga spesies yakni orangutan sumatera, orangutan kalimantan dan orangutan tapanuli dinyatakan berstatus hampir punah oleh International Union for Conservation of Nature atau IUCN. Diperkirakan hanya ada 139 orangutan yang tersisa saat ini di Borneo Orangutan Survival (BOS) Samboja Lestari, Kalimantan Timur.
Selain orangutan, bekantan juga ikut terancam atas adanya proyek pembangunan IKN seluas 256.142 hektar itu. Dari data Kelompok Pengelola Mangrove Center Graha Indah Balikpapan pada 2018, jumlahnya hanya tinggal 300 ekor.
Bergeser ke perairan yang juga ikut terancam di mana ada pesut mahakam atau lumba-lumba air tawar yang hidup di teluk Balikpapan. Status konservasi pesut mahakam dinyatakan genting karena hingga April 2019 ditemukan empat ekor dalam kondisi mati.
Pada 2018, air di teluk Balikpapan sempat tercemari oleh tumpahan 400 barel minyak mentah milik Pertamina. Bahkan Kementerian LHK pun menyatakan tumpahan tersebut mengancam satwa dilindungi yakni pesut Mahakam dan bekantan.
Kalau pembangunan proyek IKN terus dilanjutkan, aktfitas di teluk Balikpapan akan meningkat namun satwa-satwa langka dan nelayan tangkap di sana justru bakal terancam.
Baca Juga: 5 Fakta Mayat Gadis Telanjang Dibuang ke Kandang Buaya
Berita Terkait
-
Unit Propylene Recovery Pertamina Balikpapan Resmi Memasuki Tahap Uji Coba
-
Otaknya Nggak Kalah Sama Manusia! Ini 10 Hewan Paling Cerdas di Muka Bumi
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
15 Tahanan Kabur dari Polsek Samarinda Kota Akhirnya Tertangkap
-
Menguji Klaim Harmoni Sawit dan Orangutan: Mungkinkah Hidup Berdampingan?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menko Usul WFA Nasional 2931 Desember 2025 untuk Dukung Mobilitas Nataru
-
Dana Kampanye Jadi Celah Korupsi, Pakar Sebut Pilkada Tak Langsung Tak Efektif
-
KPK Cecar Zarof Ricar Soal Percakapannya dengan Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan
-
Prabowo Bongkar Keterlibatan Oknum TNI-Polri dalam Tambang Ilegal dan Penyelundupan
-
KPK Pastikan Akan Panggil Gus Yaqut Pekan Ini untuk Kasus Kuota Haji
-
BGN Perketat SOP, Mobil Pengantar MBG Tak Lagi Masuk Halaman Sekolah
-
Dua Bibit Siklon Dekati Indonesia, Cek Daftar Daerah Berpotensi Terdampak
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin