Suara.com - Serikat buruh mempertanyakan profesionalitas Badan Intelijen Negara dan Polri dalam mengungkap serta memproses pelaku perusakan fasilitas umum di tengah-tengah aksi massa menolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos mempertanyakan profesionalitas BIN dan Polri karena hingga kekinian masih cenderung menyudutkan kelompok pelajar sebagai pelakunya.
Sementara, menurut Nining, realitas tersebut justru berbanding terbalik jika merujuk kepada hasil investigasi Mata Najwa bertajuk '62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah l Buka Mata' yang disiarkan pada Rabu (28/10/2020).
Berdasar video berdurasi 9 menit 58 detik yang diunggah di akun YouTube Narasi Newsroom itu, dapat dipastikan pelaku perusak dan pembakar Halte TransJakarta Sarinah bukanlah bagian dari demostran.
Pelaku diduga dari kelompok tertentu yang terorganisasi dan dengan sengaja ingin menciptakan kericuhan.
Pada lain sisi, jika melihat dari penampilannya para pelaku, juga tidak indentik dengan pelajar yang telah ditangkap dan dituding sebagai pelaku perusakan dan pembakaran.
"Anak-anak muda serta pelajar dijadikan tersangka. Tapi sebagai pelaku yang melakukan hal itu tidak. Ini kan menunjukkan, dimana letak profesionalnya intelejen dan aparat?" kata Nining saat dihubungi Suara.com, Kamis (29/10/2020) malam.
"Justru ini kemudian menjadi cemoohan masyarakat, sebagai institusi yang punya struktur yang hebat dan lengkap, kok bisa masyarakat yang tidak melakukan (perusakan dan pembakaran) dijadikan tersangka," imbuhnya.
Nining memastikan, selama pihaknya turun ke jalan tidak pernah sekali pun merencanakan menciptakan kerusuhan. Apalagi ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu.
Baca Juga: Megawati Cibir Pendemo, Buruh: Ibu Ingat Dulu Sampai Nangis-nangis Era SBY?
"Jutaan orang turun ke jalan, kemudian direpresif, dibangun image yang kemudian menjadi anarkis. Padahal kami sama sekali tidak melakukan hal itu," ungkapnya.
"Apalagi dikatakan ditunggangi, kami turun ke jalan dengan berkesadaran kok, dengan kewarasan kami. Karena kami berpikir tentang persoalan kemanusiaan, bangsa kita yang tidak lagi boleh dijajah," tegas Nining.
Nining menyebutkan realitas yang ditemukan di lapangan justru ada upaya penggembosan, yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap gerakan buruh dan mahasiswa.
Misalnya, seperti menghalang-halangi massa yang hendak ikut aksi demonstrasi hingga melakukan penangkapan tanpa alasan yang jelas.
"Ini ada pembungkaman terhadap suara rakyat yang kemudian kita kembali ke rezim New Orba. Padahal rakyat kan sedang gelisah berhadapan dan melihat perilaku elite-elite politik, kekuasaan hari ini, partai politik, termasuk pemerintah hari ini," bebernya.
Sementara itu, terkait dengan hasil investigasi Mata Najwa, Nining berharap aparat kepolisian dapat segera menindaklanjuti dengan cepat.
Berita Terkait
-
Megawati Cibir Pendemo, Buruh: Ibu Ingat Dulu Sampai Nangis-nangis Era SBY?
-
Aksi Pembakar Halte Terungkap, BEM SI: Ada yang Mengotori Aksi 8 Oktober
-
Bukan Pendemo Tolak UU Ciptaker Pembakar Halte Sarinah, Pelaku Terorganisir
-
Bukan dari Pedemo, Perusakan Halte Sarinah Diduga Terorganisir dan Sengaja
-
Buzzer Komentari Investigasi Tim Najwa: Judul 62 Menit, Tayangnya 10 Menit
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?