Suara.com - Kronologi lengkap pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani di Papua baru saja diungkap oleh Tim Independen Kemanusiaan Untuk Intan Jaya.
Pendiri Kantor Hukum dan HAM Lokataru Foundation, Haris Azhar telah membeberkan rentetan peristiwa yang mengakibatkan hilangnya nyawa pendeta tersebut.
Fakta meninggalnya Pendeta Yeremia yang ternyata dibunuh dengan senjata api standar militer itu mendapat reaksi dari Pengacara HAM, Veronica Koman.
Veronica Koman tampak menyayangkan pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia oleh oknum anggota TNI yang sering singgah di rumahnya.
"Pembunuh Pendeta Yeremia Zanambani adalah anggota TNI yang sering numpang makan di rumahnya," ungkapnya lewat jejaring Twitter @VeronicaKoman, Jumat (20/10/2020).
Cuitan Veronica Koman ditimpali oleh seorang warganet yang mengatakan untuk apa membiarkan orang-orang OPM tetap ada. Sebab, sepengetahuan warganet tersebut, kejahatan OPM telah membinasarkan banyak korban. Namun, cuitan tersebut saat ini sudah dihapus oleh pembuatnya.
Veronica Koman kemudian meresponnya. Menurutnya, pandangan segelintit orang soal orang-orang Papua seringkali salah kaprah. Pasalnya, tidak semua orang Papua adalah OPM tetapi selalu dituduh demikian.
Aktivisis HAM itu juga mengatakan selama ini orang Papua tak jarang dicap sebagai pengkhianat bangsa, sehingga keberadaannya layak diburu oleh aparat negara.
"Simak pendapat bang jago tentara di bawah ini. Orang Papua, bahkan seorang pendeta pun, dipukul rata sebagai OPM," tulisnya membalas cuitan warganet.
Baca Juga: Warga Hitadipa Trauma, Jokowi Diminta Perintah Panglima TNI Tarik Pasukan
"Ini memang bukan perkara sulit bedakan sipil, tapi orang Papua dianggap pengkhianat sehingga layak diburu," imbuh Veronica Koman.
Untuk diketahui, Pendeta Yeremia Zanambani dibunuh pada Sabtu, (19/9/2020) lalu. Haris Azhar menuturkan, pembunuhan pendeta ini bermula dari adanya penembakan kepada pasukan TNI di Sugapa Lama dua hari sebelumnya, sekira pukul 12.00 WIT.
Tragedi penembakan itu menyebabkan satu orang anggota TNI meninggal dunia dan satu laras panjang milik TNI diambil anggota separatis bersenjata.
Buntut dari peristiwa ini membuat masyarakat Hitadipa dipanggil satu demi satu, meski tidak seluruhnya. Mereka dihimbau agar senjata TNI dikembalikan segera. Mereka juga meminta agar Pendeta mengumumkan pemberitaan tersebut ke daerah sekitar lainnya.
Haris menyebutkan, ada ancaman di balik permintaan TNI itu, seperti pengeboman dan operasi penumpasan warga. Singkat cerita, TNI pada hari yang sama kembali mengumpulkan masyarakat di depan Gereja Imanuel 1.
Sejam selepas pengumpulan dilakukan, terjadi penembakan dari arah Utara oleh gerombolan separatis bersenjata ke arah Markas Koramil Persiapan Hitadipa, tepatnya di Gedung SD YPPGI. Kejadian itu membuat satu personil BKO Aptekel Koramil Persiapan Hitadipa tewas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
'Spill' Blueprint Gen Z Ideal Versi Megawati: Cerdas, Melek Politik, dan Merawat Bumi
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri