“Hari ini, semua anak perempuan kami belajar, bahkan jika itu berarti pergi ke sekolah menengah yang jaraknya beberapa kilometer dari desa,” kata Umadevi.
"Perguruan tinggi juga jauh tetapi banyak yang masih melanjutkan (studi) dan mendapatkan gelar," katanya, dan menambahkan bahwa kaum muda di daerah tersebut masih merasa sulit untuk mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang baik.
Di Sekolah Menengah Tinggi Negeri di desa tetangga Painganadu, guru bahasa Inggris S Tamilselvan telah mengikuti pidato kampanye Harris dan berencana menggunakannya untuk memotivasi siswanya.
"Dia sangat pandai bicara dan jelas," katanya.
"Murid-murid saya tahu tentang dia, tetapi saya ingin setidaknya beberapa dari mereka berhasil seperti dia. Sebagian besar murid saya adalah pelajar generasi pertama dan bahkan yang paling cerdas pun merasa sulit untuk mengartikulasikan ambisi mereka."
Hemalatha Raja juga merupakan anggota dewan desa Thulasendrapuram. Seperti Umadevi, dia menggambarkan dirinya sebagai ibu rumah tangga yang terpilih untuk masa jabatan lima tahun karena 33 persen kursi disediakan untuk wanita.
Terlepas dari kurangnya pendidikan formal atau kualifikasi, kedua wanita ini memiliki hasrat yang sama dengan Harris untuk keadilan sosial.
"Saya ingin menyelesaikan semua masalah yang dihadapi orang-orang dari lingkungan saya," kata Raja (36) yang putus sekolah ketika dia berusia 13 tahun, karena orang tuanya tidak ingin dia pergi keluar desa untuk menempuh pendidikan menengah atas.
"Saya tidak tahu apakah saya bisa tetapi saya ingin mencoba. Dan semua pembicaraan tentang bagaimana seseorang dengan latar belakang dari desa kami melakukan hal-hal besar di Amerika juga mendorong saya untuk berusaha lebih keras." [Reuters/Antara]
Baca Juga: Siapakah Kamala Harris, Calon Wakil Presiden Joe Biden
Berita Terkait
-
Ulasan Novel Baby To Be: Panjangnya Jalan Perempuan untuk Menjadi Ibu
-
Usai Dituding Hamili Perempuan, Anrez Adelio Diduga Sempat DM Istri TikToker Fahmi NM
-
Oppo Reno 15c Kini Meluncur di India, Spek Berbeda dari Versi China?
-
Datang Nonton Bola, Pulang Masuk Bui? Ancaman Mengerikan di Piala Dunia 2026
-
Perempuan Berambut Putih yang Tiap Malam Duduk di Atas Batu Nisan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir
-
Diteken Sebelum Lengser, Pimpinan KPK Era Nawawi Pomolango yang Beri SP3 Kasus Izin Nikel di Sultra
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi