Suara.com - Seorang gadis berusia 13 tahun di Pakistan diduga diculik dan dipaksa menikah dengan seorang pria serta pindah agama.
Menyadur Al Jazeera, kasus tersebut terungkap setelah orang tua korban melaporkan kepada polisi Pakistan jika anaknya diculik oleh seorang pria bernama Azhar Ali.
Azhar Ali akan menghadapi Pengadilan Tinggi Sindh di kota Karachi, Pakistan selatan pada 5 November, kata pengacara orang tua anak tersebut kepada Al Jazeera.
Orang tua korban, yang diidentifikasikan sebagai Aarzoo Raja, menuduh Ali melanggar hukum Pakistan yang melarang pernikahan anak, dan memaksa anaknya untuk pindah agama memeluk Islam.
"Polisi telah mengkonfirmasi bahwa mereka menahan Azhar [Ali] dan mereka membawanya ke pengadilan hari ini untuk meminta penahanan," kata Jibran Nasir kepada Al Jazeera melalui telepon.
Aarzoo, 13 tahun, saat ini sedang berada di penampungan oleh pihak berwenang, setelah pengadilan memerintahkan agar dia dibawa ke tempat penampungan wanita menunggu penyelidikan lebih lanjut dalam kasus tersebut.
Korban belum bisa bertemu dengan orang tuanya sejak dibawa ke penampungan wanita pemerintah, kata Nasir.
Insiden tersebut terjadi minggu lalu dan sempat viral di media sosial yang memperlihatkan seorang pria menculik seorang wanita menggunakan pakaian adat.
Selain diculik, Aarzoo yang awalnya beragama Kristen dipaksa oleh mempelai pria untuk memeluk agama Islam dan langsung memicu kontroversi.
Baca Juga: 50 Ribu Kasus Dalam Sehari, Total Kasus Covid-19 di India Tembus 8,3 Juta
Dalam persidangan sebelumnya, pengadilan telah menerima keabsahan "pernikahan" tersebut setelah mendengar bahwa Aarzoo berusia lebih dari 18 tahun dan telah masuk Islam.
Namun pihak keluarga menuduh mempelai pria memalsukan akta kelahiran, orang tua korban menunjukkan akta bahwa dia berusia 13 tahun.
Menteri Hak Asasi Manusia Shireen Mazari berkicau di media sosial Twitter bahwa Aarzoo telah ditemukan dan ditempatkan di tempat penampungan.
Keputusan pemerintah juga memicu beragam tanggapan, beberapa warganet memuji tindakan pemerintah sementara yang lain mengungkapkan kemarahan bahwa harusnya bisa lebih cepat bertindak.
Menurut koalisi kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris, Girls Not Brides, 21 persen gadis Pakistan menikah sebelum ulang tahun ke-18 mereka. Organisasi hak anak PBB UNICEF menyebutkan jumlah pengantin anak di Pakistan lebih dari 1,9 juta, tertinggi keenam di dunia
Asia Selatan adalah rumah bagi 42 persen pengantin anak di dunia, menurut laporan UNICEF 2013, dengan satu dari tiga dari semua pengantin anak di seluruh dunia di tetangga timur Pakistan, India.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Kejagung Ungkap Alasan Suryo Utomo Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Manipulasi Pajak
-
Sosok Kerry Adrianto Riza, Putra 'Raja Minyak' Bantah Korupsi Rp285 T: Ini Fitnah Keji!
-
Gus Tajul kepada Gus Yahya: Kalau Syuriah PBNU Salah, Tuntut Kami di Majelis Tahkim
-
DPRD DKI Coret Pasal Larangan Jual Rokok 200 Meter dari Sekolah, Kemendagri Jadi Penentu
-
Mendagri Terima Penghargaan dari Detikcom: Berhasil Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Daerah
-
Anggota DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Restoran, Korban Dipukul Botol hingga Dihajar Kursi!
-
Gus Tajul Tegaskan Surat Pemberhentian Gus Yahya Sah, Meski Tanpa Stempel Resmi PBNU
-
Pemerintah Usul Hapus Pidana Minimum Kasus Narkotika, Lapas Bisa 'Tumpah' Lagi?
-
Heboh SE Pencopotan Gus Yahya, Komando PBNU Diambil Alih KH Miftachul Akhyar
-
Rano Karno: Lewat LPDP Jakarta, Pemprov DKI Kejar Tambahan Tenaga Dokter Spesialis