"Bayangkan nanti jika dibahasakan itu hak asai. Sehingga anak generasi cucu kita tidak ada lagi istilah lonte atau sundal, setiap perilaku dikatakan hak asasi. Itu awal dari tidak ada agama, bahaya bagi keberlangsungan agama dan negara," ungkap Gus Baha.
"Artinya, sebetulnya sifat anarkis masyarakat dalam perkataan itu menolong agama. Dengan dianggap jijik, agama bisa jalan. Karena seseorang dihujat masyarakat, yang lain enggak pernah ingin cita-cita jadi lonte. bahkan seorang anak, karena tahu nasibnya dihujat, tidak akan bercita-cita jadi lonte," tuturnya.
Gus Baha mengingatkan mengenai bahaya perbuatan asusila yang dibiarkan di tengah masyarakat.
Jika hukuman stigma masyarakat tidak ada, maka perbuatan asusila akan tumbuh subur di kalangan masyarakat dan dianggap tak lagi tabu.
"Coba tidak ada hukuman stigma masyarakat, maka lonte dan sundal akan subur di tengah masyarakat yang sudah tidak peduli dengan nilai-nilai ini. Misalnya di kota besar karena sesama lonte sudah tak saling mengatakan tabu," ungkapnya.
"Karena itu saya terkenang hadis riwayat Imam Ahmad , bahwa Allah tidak akan mencabut keberkahan di bumi sehingga orang-orang zalim tidak dikatakan zalim, Itu bahaya sekali. Risalah Allah kepada nabi itu yang penting, benar dikatakan benar dan salah dikatakan salah," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD