Suara.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang tetap diselenggarakan di tengah pandemi akan digelar sebentar lagi.
Untuk itu, koalisi organisasi masyarakat sipil melakukan survei terhadap anak-anak muda yang berpatisipasi sebagai pemilih dalam Pilkada Serentak 2020.
Hasilnya, mayoritas anak muda mengetahui adanya Pilkada di daerahnya namun mereka tidak mengetahui dan tidak yakin mengenai calon-calon kepala daerahnya.
Survei dari bertajuk Harapan dan Persepsi Anak Muda dan Pilkada tersebut melibatkan 9.087 responden.
Minimnya pengetahuan mereka akan latar belakang calon kepala daerah dianggap mengkhawatirkan karena menjadi tanda adanya ketidakpedulian anak muda.
"Hal ini merupakan tanda bahaya, karena dapat diartikan, anak muda masih kurang peduli dengan calon pemimpin di daerah mereka," kata Komisaris Warga Muda, Wildanshah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/11/2020).
Namun, Wildanshah juga mengungkapkan bisa jadi faktor lainnya ialah karena adanya calon pemimpin daerah belum mampu menyosialisasikan dan berinteraksi soal visi dan misinya.
"Atau yang terjadi sebaliknya, calon pemimpin daerah memang masih begitu berjarak dengan pemuda-pemudi di daerahnya sendiri. Ini bisa jadi akibat kurangnya interaksi, sosialisasi, kontribusi, dan kolaborasi antara pemimpin daerah bersama komunitas-komunitas anak muda di daerahnya," ujarnya.
Padahal dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), ada pemilih muda pada usia 17-30 tahun jumlahnya sekitar 60 juta orang atau sekitar 31 persen dari total pemilih. Besarnya jumlah pemilih usia muda tersebut menjadikan anak muda sebagai kelompok pemilih yang berpotensi menentukan pemimpin dan arah pembangunan daerah ke depannya.
Baca Juga: Demi Pilkada, Mendagri Minta Dukcapil Daerah Proaktif Layani Rekam e-KTP
Lebih lanjut, menurut anak muda yang terlibat dalam survei tersebut menganggap ada persoalan terbesar di daerah mereka masing-masing. Persoalan terbesar ialah ekonomi dan kesejahteraan sebanyak 42 persen yang mencakup kurangnya lapangan pekerjaan, tingginya tingkat pengangguran dan bantuan sosial yang tidak tepat sasaran.
Kemudian disusul dengan masalah infrastruktur sebanyak 13 persen, penegakan hukum sebanyak 11 persen, lingkungan sebanyak 10 persen dan pendidikan sebesar 9 persen.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Change.org Indonesia Desma Murni mengatakan kalau mayoritas responden survei atau sebanyak 82 persen ialah anak muda yang berusia 17-30 tahun merupakan warga muda aktif pengguna media sosial.
Survei disebarkan melalui kanal-kanal media sosial, aplikasi percakapan, website dan surel pengguna Change.org Indonesia serta jejaring mitra penyelenggara. Survei itu diadakan mulai dari 12 Oktober hingga 10 November 2020.
Menurut Desma, tingginya partisipasi responden usia muda dalam menyuarakan kepeduliannya terkait pilkada pada pada survei ini menjadi sebuah indikasi positif partisipasi politik anak muda.
"Namun tentunya aspirasi tersebut perlu didengar dan ditindaklanjuti oleh para pemegang kebijakan di daerahnya," tuturnya.
Berita Terkait
-
Gak Pacaran Tapi Lebih dari Temenan: Selamat Datang di Era Situationship ala Gen Z
-
Tak Sekadar Nongkrong Young On Top Buktikan Anak Muda Bisa Bergerak dan Berdampak
-
Quarter-Life Crisis Mengintai Anak Muda: Saat Usia 20-an Terasa Lebih Berat dari yang Dibayangkan
-
Waspada! Hipertensi Intai Anak Muda, Ini Resep Sehat Kata Dokter
-
Minat Menikah pada Anak Muda Menurun, Enzy Storia: Nggak Usah Buru-Buru
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?
-
Bantah Harga Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Begini Kata Pasar Jaya
-
Pede Sosok "Bapak J" Mudahkan Kader Lolos ke Senayan, PSI: Sekurangnya Posisi 5 Besar