Suara.com - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri membongkar jaringan penipuan berskala internasional dengan modus Bussiness Email Compromise (BEC) yang menyebabkan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah. Dalam kasus ini, penipuan tersebut terkait dengan alat medis untuk Covid-19.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Helmy Santika mengatakan, pihaknya hanya membutuhkan waktu sebulan usai menerima laporan terkait penipuan alat rapid test tersebut. Sindikat berskala internasional itu menyebabkan kerugian mencapai Rp 276 miliar.
“Kasus itu berawal pada 3 November 2020. Ketika itu Divisi Hubinter Polri menerima informasi dari Interpol Belanda, terkait kasus operandi BEC di Indonesia sejak 2018 hingga 2020,” kata Helmy kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).
Dari kasus ini, kepolisian telah meringkus satu orang warga negara Nigeria berinisial ODC alias Emeka dan Hafiz. Keduanya berperan membuat dokumen fiktif dan seolah-olah menjadi direktur perusahaan padahal fiktif.
Tak hanya itu, polisi turut mencokok dua orang WNI bernama Dani dan Nurul karena turut membantu terjadinya aksi penipuan. Helmy menambahkan, para tersangka melakukan kejahatan itu dengan mengirim emai dengan perubahan nomor rekening.
Email palsu tersebut berkaitan dengan rencana pembayaran untuk memesan Rapid tes Covid-19 yang telah dipesan oleh Warga Negara Belanda, senilai USD 3.597.875 atau senilai Rp 52,3 miliar yang dikirim ke CP Bio sensor. Belakangan diketahui jika perusahaan tersebut fiktif.
"Jadi ini jaringan, komplotan WNA Nigeria sebanyak lima kasus lintas negara," sambungnya.
Helmy melanjutkan, penipuan berkala internasional tersebut jumlahnya mencapai lima kasus dan lintas negara. Tiga kasus diantaranya berkaitan dengan alat medis Covid-19 dan dua sisanya berkaitan dengan transfer dana dan investasi.
"Untuk kasus yang di Belanda kami dapat laporan pada awal November dan langsung melakukan penyelidikan dan berhasil diungkap," kata Helmy.
Baca Juga: Polisi Bongkar Penipuan Alat Rapid Test Bernilai Ratusan Miliar di Banten
Dari tangan para tersangka, polisi menyita uang senilai Rp 141 miliar. Oleh para tersangka, uang hasil kejahatan itu telah digunakan untuk membeli valuta asing, aset, tanah, mobil, dan rumah.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 56 KUHP dan Pasal 3 dan atau Pasal 4 dan atau Pasal 5 dan atau Pasal 6 dan atau Pasal 10 UU Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tentang Perasuransian.
Berita Terkait
-
Niat Jual HP, Pria Ini Kena Tipu Dibayar Segepok Kertas Bergambar
-
Apes! Pria Ini Kena Tipu saat Jual HP, Warganet Gagal Fokus ke Duitnya
-
Sewa Aktor saat Menikah, Pria Ini Kabur setelah Memeras Istri Rp 7 Miliar
-
Polisi Bongkar Penipuan Alat Rapid Test Bernilai Ratusan Miliar di Banten
-
Modus Licik WN Nigeria Penipu Rapid Test yang Dipenjara di Rutan Serang
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra