Suara.com - Hingga Minggu (10/01) sore pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 beserta penumpang dan awak pesawat masih terus dilakukan.
Polri akan memulai proses identifikasi mulai Senin (11/01) dan berharap keluarga korban membantu dengan membawa tanda identitas korban berupa berkas apapun yang mungkin dapat berguna.
BBC Indonesia menemui sejumlah keluarga penumpang serta keluarga pilot Sriwijaya Air SJ182, menangkap kecemasan, rasa sedih mereka, juga harapan dan doa terbaik.
- Sriwijaya Air 'jatuh' di antara Pulau Lancang dan Laki, Panglima TNI: Lokasi 'black box sudah ditandai'
- Boeing 737 Max akan diizinkan terbang di Indonesia setelah ada izin kembali beroperasi
- 'Budaya menutup-nutupi' di Boeing disalahkan atas jatuhnya pesawat Lion Air JT-610
Matahari pagi menyinari rumah putih dua tingkat di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat itu ketika Dwiki Marta, jurnalis video BBC Indonesia tiba di sana pada Minggu (10/01). Namun suasana murung terasa kental di kediaman Afwan, pilot pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Kerabat datang dan bergiliran masuk ke dalam rumah dengan protokol ketat Covid-19. Petugas PMI juga tampak bersiaga di depan gerbang, mengukur suhu tubuh para tamu yang ingin memberikan tanda simpati dan menguatkan keluarga.
Sampai hari Minggu pagi, keluarga masih menanti kabar tentang Afwan yang juga merupakan mantan penerbang TNI AU itu.
"Kami masih menunggu konfirmasi dari Sriwijaya Air. Belum ada kabar sama sekali,"kata Ferza Mahardhika, keponakan Afwan yang ditunjuk keluarga jadi juru bicara.
Sementara istri dan ketiga anak perempuan Afwan dikatakan berada di dalam rumah. Diketahui ketiga anak pilot Sriwijaya Air itu masih duduk di bangku SMP, SD, dan yang paling kecil baru masuk TK.
Berbagai kenangan akan pilot Afwan yang kerap dipanggil Pak Haji pun menguar. Sejumlah teman Afwan yang tengah bertamu bercerita bahwa pria usia 54 tahun itu terkenal dengan peci putihnya. Bahkan saat di dalam kokpit Afwan juga suka memakai peci putih bukan topi pilot.
Baca Juga: 11 KRI TNI AL Dikerahkan Cari Puing Pesawat Sriwijaya Air, Ini Nama-namanya
"Dia orang yang sangat baik. Baik terhadap semua orang, ia suka mengingatkan kami mengenai pentingnya beribadah. Saya seharusnya bertemu dia pada hari ia terbang, tapi karena jadwal penerbangan diubah, dia bilang pertemuan kami batal. Ia bilang ' maaf pertemuan kita batal ya'," tutur Jamal salah satu teman Afwan.
Di lingkungan perumahannya, Afwan juga dikenal sering memberikan tausiyah dan selalu ibadah di masjid perumahan untuk shalat lima waktu. Namun sejak pandemi virus corona, Afwan mengikuti aturan dan protokol. Sejumlah warga sempat bertemu dengan Afwan pada hari Jumat(08/01), sehari sebelum pesawat yang dipilotinya dinyatakan hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Hari itu ia pergi dengan tergesa-gesa, bahkan bajunya belum disetrika. Biasanya ia selalu rapi. Ia juga meminta maaf pada anak-anaknya. Kami masih tidak percaya kenyataan ini. Mohon doakan yang terbaik untuk paman saya dan keluarga," kata Ferza Mahardhika.
Penantian keluarga penumpang
Berdoa dan menanti dengan harapan yang terbaik bagi para penumpang dan awak pesawat. Demikian yang kini terus ada di benak para keluarga. Afrida, salah satunya. Ibu di Padang, Sumatera Barat ini amat berharap anaknya menjadi korban pesawat yang selamat.
Afrida mengatakan anaknya, Angga Fernanda Afrion, menumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 untuk kembali bekerja sebagai kru kapal tongkang batubara di Pontianak.
"Jumat (08/01) sekitar jam 23.00 WIB, dia menelpon ke saya dan memberitahu ingin balik ke Pontianak karena kapalnya rusak dan dapat perintah dari bos untuk menariknya. Biasanya, dia naik kapal ke mana-mana, jarang sekali naik pesawat," kata Afrida kepada wartawan di Padang, Agus Embun, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Angga, menurut Afrida, berdomisili di Jakarta bersama istrinya dan seorang anak yang baru berusia satu minggu.
" Keluarga berharap, kalau bisa Angga selamat. Jika ada jasadnya, bisa dibawa pulang dan dikuburkan oleh pihak keluarga dengan layak. Saat ini, anggota keluarga yang lain masih melakukan pencarian terhadap Angga di Jakarta. Jika boleh, saya mau ke Jakarta ikut membantu mencari informasi tentang Angga, tapi karena pandemi ini belum bisa sepertinya."
Di Pontianak, Kalimantan Barat, puluhan orang keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air juga masih menanti hasil pencarian pesawat. Widianingsih, wartawan yang melaporkan untuk BBC Indonesia menggambarkan suasana Sabtu (09/01) malam di Bandara Supadio. Para keluarga menanti dengan cemas, sejumlah orang di antaranya menangis karena sangat khawatir.
Sekitar pukul 18.00 WIB hari itu, ketika kepastian akan kabar istri dan tiga orang anaknya tak kunjung tiba, Yaman Z. Zai terisak-isak dan berulang kali menghapus air mata dengan tangannya sambil menelepon, berbicara dengan bahasa daerah.
Yaman telah menunggu lama di bandara saat itu, ia berpikir pesawat yang ditumpangi istri dan ketiga buah hatinya hanya terlambat biasa. Namun kabar yang kemudian membenarkan pesawat itu hilang kontak dan jatuh membuatnya shock luar biasa.
"Istri saya baru mengirimkan foto bayi kami, baru usia 11 bulan, sebelum bertolak. Bagaimana hati saya tidak hancur," katanya sambil menangis.
Yaman yang merupakan orang asli Sumatera Utara menuturkan ia sudah setahun bekerja di Pontianak. Sedianya, Sabtu (09/01) itu istri dan anak-anaknya pulang usai liburan akhir tahun.
Perkembangan pencarian
Hingga Minggu (10/01) sore, pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih terus dilakukan. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan lokasi black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 sudah ditandai.
"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama, black box bisa kita temukan," kata Hadi dalam jumpa pers, pukul 15.40 WIB.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito, menambahkan pihaknya "meyakini itu black box. karena pancaran sinyal emergensi hanya dari dua alat tersebut."
Sementara dalam jumpa pers terpisah di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, kepolisian menyatakan telah mendapatkan 21 sampel DNA keluarga dan menerima tujuh kantong jenazah yang berisi bagian tubuh. Mulai Senin (11/10) tim Disaster Victim Identification- DVI Polri akan mulai mengidentifikasinya. Disebutkan ada 306 personel DVI yang bertugas.
"Kami mohon pada keluarga untuk membantu tim DVI melaksanakan tugasnya. Keluarga bisa datang ke tempat-tempat yang telah kami tentukan, bisa memberikan identitas penumpang, bisa berupa kartu keluarga, ijazah dll. Keterangan apapun sungguh berarti untuk identifikasi," jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono.
Untuk keluarga penumpang yang berada di luar Jakarta disarankan untuk datang ke kantor polisi terdekat, dan petugas akan melaporkannya pada RS Polri, Kramat Jati.
Pesawat komersial Sriwijaya Air tipe Boeing 737-500 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak sekitar pukul 14.40 WIB pada Sabtu (09/01), empat menit setelah bertolak dari Jakarta.
Berita Terkait
-
Wamendagri Ribka Haluk Kawal Langsung Penerbangan Perdana Maskapai Sriwijaya Air ke Wamena
-
Profil Hendry Lie: Kekayaan, Bisnis dan Kasus Hingga Jadi Tersangka Korupsi Timah
-
Skandal Timah! Bos Sriwijaya Air Hendry Lie Dibekuk Kejagung, Berawal dari Singapura
-
Berapa Kekayaan Hendry Lie? Aset Vila Bernilai Puluhan Miliar Disita Kejagung
-
Dari Singapura untuk Perpanjang Paspor, Kejagung Ciduk Tersangka Kasus Timah Hendry Lie di Bandara Soetta
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
Terkini
-
Narkoba Rp29 Triliun Dibakar, Aset Bandar Rp241 Miliar Dipamerkan di Depan Prabowo
-
Transportasi Jakarta Makin Nyaman, Pramono Resmikan Layanan Kesehatan di Stasiun MRT
-
Gaya Koboi Bikin Gibran-KDM Keok, PAN Sulit Gaet Purbaya usai Masuk Bursa Cawapres, Mengapa?
-
Patut Diacungi Jempol, Perempuan Ini Berani Tegur Oknum Polisi Usai Jadi Korban Catcalling
-
Nasib Sahroni-Nafa Urbach hingga Uya Kuya di Ujung Tanduk, MKD DPR Resmi Gelar Sidang
-
Blak-blakan Prabowo: Ini Tugas Utama yang Saya Berikan ke Kapolri Sejak Hari Pertama!
-
Komisioner KPU Kena Sanksi Jet Pribadi: DPR Turun Tangan, Ini yang akan Dilakukan!
-
Borok 'Wakil Tuhan' Terkuak! 3 Hakim Pemutus Vonis Lepas Korupsi CPO Dituntut 12 Tahun Penjara
-
Bobby Nasution: Intervensi Harga Cabai Merah Semata-mata untuk Kepentingan Masyarakat
-
Mendikdasmen Soroti Fenomena 'Xenomania', Sebut Anak Muda Lebih Bangga Bahasa Asing